Soal Syiah, Begini Pandangan Muhammadiyah – Rangkuman sinarmu.co dari suara muhammadiyah.
Sinarmu.co – Sebelum membahas pandangan Muhammadiyah tentang syiah, berikut penjelasan tentang istilah kata syiah. Secara bahasa, menurut Ibnu Manzhur dalam Lisan al-‘Arab, salah satu makna Syiah adalah pengikut dan pembela seseorang. Senada dengan makna tersebut, Raghib al-Ashfahani mendefinisikan Syiah sebagai pendukung yang aktifitasnya memperkuat dan menyebarkan pengaruh seseorang.
Dalam perkembangannya makna Syiah kemudian merujuk pada kelompok tertentu. Yaitu para Sahabat Nabi yang berpihak, mendukung dan setia berjuang bersama Ali bin Abi Thalib tatkala dan selama pertikaian berlangsung pasca wafatnya Khalifah Utsman bin ‘Affan.
Saat ini, Syiah tak hanya berupa satu macam aliran saja, akan tetapi telah berkembang menjadi berbagai macam sekte. Seperti Syiah Kaisaniyyah, Syiah Imamiyyah (Rafidhah), Syiah Ghulat, Syiah Ismailiyyah, Syiah Zaidiyyah, dan lain sebagainya.
Berkaitan dengan pandangan paham Syiah, Muhammadiyah memiliki empat kriteria yang bisa dijadikan tolak ukur apakah aliran tersebut menyimpang dari Islam atau tidak.
Pertama, Muhammadiyah meyakini bahwa hanya Nabi Muhammad yang memiliki predikat maksum.
Kedua, Muhammadiyah meyakini bahwa Nabi Muhammad tidak menunjuk siapa pun pengganti beliau sebagai Khalifah. Kekhalifahan setelah beliau melalui musyawarah umat. Sehingga kekhalifahan Abu Bakar, ‘Umar bin Khaththab, ‘Utsman bin ‘Affan, dan ‘Ali bin Abi Thalib adalah sah.
Ketiga, Muhammadiyah menghormati Sahabat Ali bin Abi Thalib sebagaimana Sahabat-sahabat Nabi yang lain. Tetapi Muhammadiyah tidak mengkultuskan salah satu sahabat atau yang lainnya.
Keempat, Muhammadiyah menerima as-Sunnah al-Maqbulah sebagai salah satu sumber ajaran Islam, selain alquran, dan tidak terbatas pada hadis-hadis yang melalui jalur Ahlul Bait.
Dengan demikian dapat kita pahami bahwa apabila ada orang atau kelompok yang tidak sesuai dengan kriteria yang tersebut di atas, maka orang atau kelompok itu bisa dikatakan menyimpang dan tidak sesuai dengan ajaran Islam yang dipahami oleh Muhammadiyah.
Baca lebih lengkap di Suara Muhammadiyah