Bolehkah Wanita Haid Masuk Masjid Mengikuti Pengajian? – Artikel ini merupakan rangkuman dari Fatwa Majelis Tarjih Muhammadiyah.
Apakah wanita haid boleh memasuki masjid? Semisal mengikuti pengajian di dalam masjid. Dalam hal ini terdapat dua perbedaan pendapat. Ada ulama yang melarang ada pula yang membolehkan.
Dalil yang Melarang
Ulama yang melarang bersandar pada hadits berikut:
"Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Muhammad bin Yahya, mereka berkata telah menceritakan kepada kami Abu Nu’aim, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abi Ghaniyyah dari al-Khathab al-Hajariy dari Mahduj adz-Dzuhliy dari Jasrah, ia berkata telah mengkhabarkan kepadaku Ummu Salamah, ia berkata: "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk halaman masjid kemudian mengumumkan dengan suara keras, sesungguhnya masjid tidak halal untuk orang junub dan tidak pula untuk orang haid” [HR. Ibnu Majah].
Selain itu, mereka juga menggunakan dalil hadis yang riwayat Ummu ‘Athiyyah, ia berkata:
"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kami untuk menyertakan wanita yang sedang haid dan wanita pingitan pada dua hari Raya. Mereka menyaksikan kumpulan kaum muslimin dan dakwah untuk mereka. Adapun wanita yang sedang haid supaya menjauh dari tempat shalat…" [HR. al-Bukhari].
Dalil yang Membolehkan
Sementara itu, ulama yang memperbolehkan bersandar pada hadits berikut ini:
"Diriwayatkan dari ‘Aisyah, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku: Ambilkan sajadah untukku di masjid! Aisyah mengatakan: Saya sedang haid. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya, haidmu tidak berada di tanganmu" [HR. Muslim]
Dan sebuah hadis yang riwayat ‘Aisyah:
"Kami keluar untuk melaksanakan haji, ketika kami sampai di Sarif saya mengalami haid, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk menemui aku, sementara saya sedang menangis. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: Apakah kamu sedang haid? Saya menjawab: Ya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya ini masalah yang telah ditentukan Allah bagi kaum wanita, maka lakukanlah sebagaimana yang dilakukan oleh orang yang berhaji, kecuali jangan tawaf di Kakbah …" [HR. al-Bukhari]
Analisa Tarjih Wanita Haid Memasuki Masjid
1. Dalil pertama, yakni Hadis riwayat Ibnu Majah riwayat Ummu Salamah, ternyata hadisnya tidak shahih, karena al-Khathab al-Hajariy dan Mahduj adz-Dzuhliy adalah majhul (tidak diketahui). Oleh sebab itu, hadis tersebut tidak bisa menjadi dasar hukum yang kuat.
Sementara hadis yang berkaitan dengan wanita haid hendaknya menjauhi mushalla (tempat shalat), maksudnya tidak berada pada shaf shalat. Tetapi mereka boleh berada di lapangan tempat shalat, menyaksikan kaum muslimin dan khutbah ‘Id dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jadi, dalil ini pun kurang tepat jika menjadi dalil untuk melarang merekamasuk masjid.
2. Sedangkan dalil yang membolehkan yaitu hadis riwayat dari ‘Aisyah, hadis tersebut di atas tidak menerangkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan ‘Aisyah harus segera keluar dari masjid atau boleh masuk masjid tapi sekadar mengambil al-khumrah (sajadah kecil) saja. Beliau menerangkan “haid tidak di tanganmu”, sehingga selama tidak mengotori masjid (dari darah haid), maka mereka boleh berada di dalam masjid.
Kemudian hadis yang berkenaan dengan pelaksanaan haji, ‘Aisyah mengalami haid. Dalam hadis di atas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak melarang ‘Aisyah untuk masuk ke masjid dan sebagaimana jamaah haji lain boleh masuk ke masjid, maka demikian pula wanita haid (boleh masuk masjid). Akan tetapi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya melarang ‘Aisyah tawaf di Ka’bah.
Simpulan
Dari penjelasan tersebut di atas, maka wanita boleh masuk masjid dalam keadaan haid, jika:
1. Ada keperluan atau hajat, termasuk di dalamnya adalah mengikuti dan mendengarkan pengajian.
2. Tidak sampai mengotori masjid (dengan darah haidnya).
Sumber: Fatwa Tarjih
Rangkuman kontributor sinarmu.co