Kamu Yang Terbaik Di Antara Yang Baik – Cerpen Karya Wahyu Ninik Hanifah, Alumni Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kabupaten Pasuruan.
Cerpen ini terinspirasi oleh seseorang yang pernah terpuruk dan jatuh, ketika kehadiran sahabat terbaik sosok tersebut bangkit walau pahit hidup yang ia jalani, apapun hidup itu ia melalui tanpa beban ia jalani dengan baik dan bisa bangkit.
“Apapun kemungkinan terburuk yang pernah kamu lakukan terhadapku aku hanya bisa memandang tanpa membalas, karena kamulah aku menjadi seperti ini adanya,” thanks for you.
Begitulah kata yang selalu muncul saat ia sedang tersakiti. Sebut saja Nirmala sesosok gadis yang enggan menampakkan bahwa dirinya adalah multitalent. Nirma biasa ia dipanggil. Pagi itu matahari sudah mulai nampak dari ufuk timur, dengan memakai baju hitam putih dan bersepatu hitam untuk memenuhi tugas di sebuah kantor kementrian.
Segerombolan pemuda dengan berpakaian rapi bersongkok hitam dan memakai dasi. Entah sengaja atau kebetulan salah satu dari mereka menoleh ke arah Nirma dengan tersenyum. Nirma pun membalas dengan pandangan biasa. Menurutnya semuanya adalah teman, tidak ada teman spesial atau teman mesra bahasa anak ditahun milenia ini.
Tak sedikitpun terpikirkan dalam benak Nirma bahwa teman bisa menjadi pasangan. Jauh dari pemikiran itu yang terfikirkan dalam benak Nirma adalah bagaimana bisa bermanfaat untuk orang lain di tempat ia bekerja. Hari hari terlalui dan terlewati dengan biasa dan normal. Merasa capek, ya istrahat dan merasa senang juga tertawa. Begitu adanya hari hari tersebut terlalui.
Matahari mulai terbit tepat di atas kepala, suasananya sudah mulai panas. “Bila rasaku telah tiba….” ponsel Nirma berdering dengan ringtone lagu ST12 yang berjudul “Rasa Yang Tertinggal” pada zamannya. Nirma bergegas mengambil poselnya dan memencet tanda hijau, “Halo.. Asslamualaikum” jawab Nirma. “Iya, maaf mengganggu ini saya masih ingat kah?” Suara dari ponsel tersebut.
“Maaf, siapa ya?” Jawab Nirma. Suara tersebut adalah suara seorang laki-laki. “Maaf pak saya lupa,” ujar Nirma. Laki-laki tersebut terus meyakinkan bahwa dia adalah teman satu kementrian yang berbeda kantor. Setelah 20 menit berbincang akhirnya Nirma mengetahui sosok laki-laki tersebut.
Namanya Muhammad Hasan
Ia biasa dipanggil Hasan. Karena umur keduanya terpaut kurang lebih 11 tahun dan dalam satu naungan pekerjaan yang sama Nirma memanggilnya Pak Hasan. Pak Hasan adalah salah seorang yang gagah, cerdas baik hati dan selalu menebarkan senyuman serta selalu ringan tangan kesetiap orang yang berjumpa dengannya dan teman-teman baiknya.
Siapapun yang dekat dengan Pak Hasan merasa nyaman dan senang termasuk Nirma. Seperti itulah ungkapan Hati Nirma saat mengagumi Pak Hasan. Karena sering bertukar pendapat dengan Nirma, Pak Hasan juga sering menolong Nirma di kala Nirma sedang kesulitan dalam IT. Dari situ timbullah sesuatu di antara keduanya. Itulah mengapa Nirma selalu rajin ke kantor.
Meski Nirma dan Pak Hasan tidak dalam satu tempat, tapi mereka sering berkomunikasi antar satu sama lain. Saling memberi semangat dan saling mendoakan. 2 tahun sudah, terasa kehidupan Nirma berubah sangat drastis lebih baik dari biasanya dan lebih ceria dari biasanya.
“Ya Allah laki-laki yang seperti itu yang kuinginkan Ya Allah”. Ucapan yang selalu dipanjatkan Nirma di setiap doa-doanya. Seiring berjalannya waktu sepertinya mereka berdua saling mempunyai chemistry yang sama. Namun takdir berkata lain, ketika keduanya saling menaruh perasaan yang sama, takdir tidak sejalan dengan apa yang mereka harapkan.
Ketika perasaan Nirma sudah menggebu-nggebu pada Hasan. Sontak Hasan melemah dan matanya berkaca kaca, ia lupa bahwa ada gadis lain yang pernah berharap dan diberi harapan olehnya.
“Bagaimana aku bisa mencintai dua gadis sekaligus, sementara keduanya sama-sama aku kagumi dan aku cintai serta keduanya adalah sahabat baikku,” gumam hati Hasan. Dengan raut muka memerah dan penuh gelisah serta bingung yang terpancar dari wajah Hasan.
Hasan tidak berani mengatakan yang sebenarnya kepada Nirma
Ia takut Nirma merasa kecewa dan sakit hati terhadapnya. Jam dinding terus berputar tak ada kabar dari Hasan seperti biasanya. Nirma merasa gelisah dengan memegangi ponsel setiap saat. Kabar tak kunjung ada. “Wahai engkau yang di sana baik-baik sajakah engkau?” Pertanyaan yang sama yang muncul setiap saat.
Tak ada rasa curiga sedikitpun dalam hari Nirma. Ia sadar bahwa seorang muslim dan muslimah dilarang untuk berpacaran atau menjalin kasih yg berlebihan dengan lawan jenis tanpa ikatan pernikahan yang sah. Saat malam tiba, dan terasa hening sepi dan sunyi Nirma keluar rumah untuk menatap angkasa yang gelap.
Tak satupun bintang yang gemerlip hanya hembusan angin dan suara burung hantu yang selalu melintas.
“Aku tidak takut walau seribu burung hantu memantauku, aku juga tidak gentar walau angin berhembus sangat kencang, yang aku takutkan ketika aku harus kehilangan kontak dengan sahabat dekatku,” gumam hati Nirma sendiri di teras rumah.
“Apa salahku padamu hingga kamu menghilang tanpa kabar sobat,” pertanyaan hati Nirma di depan boneka Panda biru putih yang amat besar melebihi orang dewasa itu, yang terbaring di kasur tempat tidur Nirma.
Menit berganti jam dan bulan begitu seterusnya. Satu malam, Nirma merasa kelelahan dengan apa yang dirasa akhir-akhir ini semua pekerjaannya terbengkalai dan jadwal di luar target. “Kenapa denganmu wahai hatiku, apa yang terjadi akhir akhir ini denganmu?” Gumam Nirma.
Jarum jam sudah melewati tengah malam, jam 2 mata Nirma tak kunjung terpejam lambat laun ia pun terlelap. Hasan menghampiri Nirma tanpa terucap kata dan hanya sekejap lalu ia pergi. Nirma pun berteriak dengan memanggil-manggil nama Pak Hasan dengan menangis tersedu sedu, namun Hasan tak menghiraukan.
“Kriiiing ….” jam pun berdering lalu ia terbangun seolah badannya terbanting ke turbin kamar. “Ya Allah ternyata itu cuma mimpi,” ujarnya sambil mengikat rambutnya. Waktu menunjukkan pukul 04.00 WIB sebentar sekali waktu tidur Nirma. Esoknya Nirma mendapatkan sebuah kabar tentang Hasan. Kabar yang tidak disangka oleh Nirma. Ternyata Hasan menjalin hubungan dengan seorang wanita yang tak lain temannya sendiri.
Kenapa
Nirma merasa tidak percaya dan sangat tidak percaya benarkah apa yang ia dengar itu. Nirma kemudian mengaitkan beberapa kegiatan terakhir dan kejanggalan akhir-akhir di tempat kerjanya. Sampai sejauh ini ia masih tidak percaya. Ketika tahu cerita yang sebenarnya akhirnya Nirma sadar. Bahwa Hasan merasa tidak bahagia dan terus dikekang oleh Nirma.
“Mungkin aku bukanlah takdirmu, tapi kenapa begitu kejam kamu bagi perasaan ini tanpa kejujuran sobat?” Gemuruh hati Nirma dengan diiringi air mata kekecewaan. “Harusnya kamu bilang padaku dengan baik-baik bahwa aku bukanlah yang kamu inginkan,” gumam dalam hati Nirma dalam pelukan panda. Nirma merasa kecewa, merasa dihianati dan merasa sangat sedih.
Tangisnya pecah saat membaca beberapa chat yang pernah Hasan kirim untuknya. Seminggu sudah kesedihan Nirma tepatnya di tahun baru hijriyah. Ia sadar bahwa sahabatnya hanya bisa bahagia dengan wanita yang saat ini bersamanya. Nirma ikhlas menerima semuanya, namun apapun luka yang diberikan Hasan ia tetap yang terbaik dihati Nirma yang takkan pernah tergantikan. Nirma harus bangkit dan menulis lembaran baru untuk melanjutkan hidupnya.
-Selesai-