Kreasi

Bunga Dupa – Si Gembul Gemoy Episode 4

Bunga Dupa – Si Gembul Gemoy Episode 4

Bunga Dupa – Si Gembul Gemoy Episode 4, Cerpen karya Salman Fajrus Sobakh


Pagi berganti siang, jam pelajaran pun telah berakhir, Bagas bergegas ke halaman sekolah, tak lain hanya ingin melihat primadonanya melintas di hadapannya.

"Mbak Kanya, halo nama saya Bagas," Bagas menjulurkan tangannya, dengan mental percaya diri ia berlagak SKSD (sok kenal sok dekat) hehehe.
"Loh kakak kan kelas 3, panggil saja Kanya kak," Kanya menerima jabatan tangan Bagas dan membalas dengan senyuman.

Sepertinya Kanya masih belum menyadari, ia sedang berkenalan dengan buaya darat, hahaha.

"Oh gak papa mbak, eh dek, kalau di Jawa panggilan mbak itu lebih sopan untuk orang yang baru dikenal," Sahut Bagas tersenyum puas.
"Oh jadi begitu ya kak, oke baik, salam kenal kak,..."
"Eh panggil mas saja biar akrab, heheh...."

Banyak sekali maunya Bagas, sepertinya ia sedang menujukan kesan romantis di pertemuan pertamanya, hahaha.

"Oh begitu, iya mbas, eh mas heheh,...."
"Lucu juga mbaknya hehehe...."
"Aku pulang dulu ya mas, sudah dijemput tuh...."
"Iya dek, sampai ketemu besok hehehe..."

Bak bertemu bidadari surga, Bagas kegirangan sejadi-jadinya, bahkan tanpa disadari ia memeluk Arya di tengah lapangan.

"Eh gas, sadar woi, lepas gas lepas," Arya berusaha melepaskan pelukan Bagas yang terlihat tak sadarkan diri.
"Woi jeruk kok makan jeruk, hahah," celetuk salah seorang teman.
"Mbul Kanya lucu Mbul," Tidak hentinya Bagas kegirangan bahkan ia mengabaikan clotehan teman-temannya.
"Giliran yang bening aja nyosor kayak angsa," sahut Arya meninggalkan Bagas.
"Mbul tunggu mbul..."

Mereka pun pulang dan saling mengolok, di perjalanan mereka saling bertukar cerita, meskipun Bagas lebih mendominasi, tak hentinya ia memuji kecantikan Kanya. Arya pun memaklumi sobatnya itu, biasa kalau lagi dimabuk cinta, Bagas sering tak sadar kan diri. Bahkan ia lupa kalau harus pulang cepat untuk menemui Pak Lurah.

"Gas khatam banget ngomongin si Kanya, ingat gak kita harus pulang cepat buat nemuin Pak Lurah?," Seru Arya menyela pembicaraan Bagas.
"Oh iya Pak Lurah Mbul, mati aku... "
"Biasa, kowe kan sering ambyar kalau lagi kasmaran, hadehhh..."
"Mbul ayo mblayu (lari)..."

Sesampainya di kelurahan, mereka langsung menuju kantor Pak Lurah tepat di pojokan gudang kelurahan.

"Tok tok tok, Assalamu'alaikum Pak,..."
"Pak Lurah, Assalamu'alaikum, ini Bagas Pak sama Arya,.."
"Permisi Pak,..."
"Gas, sudah tiga kali lebih kita mengetok pintu Pak Lurah, tidak baik jika berlebihan, sebaiknya kita temui saja nanti sore,.. "

"Nanti sore belum tentu Pak Lurah ada di kantor, yang ada hanya wewangian bunga dupa mbul, wkwkwk,.. "
"Hah?,... "
"Hahaha, bercanda mbul, gitu aja tegang,…"

Setelah puas menertawakan Arya, Bagas mendadak tertegun melihat gudang kelurahan, Lalu Arya menepuk bahu Bagas dan mengajaknya pulang. Arya tampaknya memahami situasi yang sedang terjadi, Arya  berusaha santai dan merilekskan pikiran Bagas yang tegang setelah melihat gudang kelurahan.

"Gas eh si Kanya lucu ya wkwkwk,.. "
"Gas ayo lari gas woi, wkwkwk,.. "

Saat Bagas membuka mulut dan melototi Arya, dengan keras Arya menampar Bagas hingga hidungnya berdarah.

"Astaghfirullah Bagas,.. "

Bersambung…

About Author

Salman Fajrus Sobakh

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *