Ini Kunci Sukses Memajukan Sekolah Muhammadiyah – Laporan kontributor sinarmu.co
Sinarmu.co – Majelis Dikdasmen PDM Kabupaten Pasuruan menyelenggarakan dialog pengembangan pendidikan (10/12). Menghadirkan Dr. Hidayatullah sebagai pemantik, PDM berharap para peserta yang terdiri dari PCM dan Majelis Dikdasmen Cabang itu bisa menyerap ilmu sebanyak-banyaknya.
Mohammad Aufin Ketua PDM Kabupaten Pasuruan mengatakan, Kabupaten Pasuruan memiliki 15 sekolah, mulai dari SD hingga SMA/SMK. Menurutnya, perlu adanya percepatan dalam kemajuan sekolah-sekolah tersebut.
Hal itu karena masyarakat berekspektasi tinggi terhadap penyelenggaraan pendidikan Muhammadiyah. Aufin menyampaikan, masyarakat berharap Muhammadiyah mampu memberikan hal-hal yang membanggakan dan yang terbaik untuk para peserta didik.
“Pak Dayat selaku rektor tentu punya pandangan yang luas, tentang bagaimana proyeksi pendidikan kita ke depan. Harus seperti apa Kabupaten Pasuruan? Mohon arahannya ini Pak Rektor,” ucap Aufin.
Hidayatullah mengawali dengan satu ayat alquran, “orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami” (QS. Al-ankabut 69). Ia menjelaskan, bahwa dengan bersungguh-sungguh Allah akan memberikan jalan. Tak cukup satu, subulanaa artinya banyak jalan.
“Sejauh mana keimanan kita? Karena keimanan itu tidak cukup yakin di dalam hati dan diucapkan melalui lisan. Namun harus ada wujud amal nyata. Begitu juga dalam mengurus lembaga pendidikan sekolah kita harus ada wujud nyata,” ucap Rektor UMSIDA itu.
Kunci Sukses Memajukan Sekolah Muhammadiyah
Menurut Hidayatullah kunci sukses dalam memajukan sekolah di Muhammadiyah adalah kesungguhan. Ia mengutip poin ke tujuh dari Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) dalam mengelola amal usaha.
7. Pimpinan amal usaha Muhammadiyah selalu berusaha meningkatkan dan mengembangkan amal usaha yang menjadi tanggung jawabnya dengan penuh kesungguhan. Pengembangan ini menjadi sangat penting agar amal usaha senantiasa dapat berlomba-lomba dalam kabaikan guna memenuhi tuntutan masyarakat dan tuntutan zaman.
Dalam poin tersebut, ia menggarisbawahi kata “selalu” dan “kesungguhan”. Selalu, dalam arti di setiap waktu dan di setiap momen. Di banyak tempat, ketika rapat luar biasa usulnya. Tapi setelah rapat apa yang akan ia lakukan? Baginya menjadi pimpinan harus menggagas, melaksanakan dan mengawal, tidak sekadar usul ketika rapat.
Sementara kesungguhan, adalah wujud nyata keseriusan. Menurut Hidayatullah ketika mendapat amanah, maka tidak ada jalan lain selain harus serius. “Jika setengah-setengah pasti tidak akan sukses,” tegas mantan Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo itu.
Kunci sukses selanjutnya adalah membuat rencana jangka panjang dan menganalisa data. Data adalah hal yang paling penting dalam mengembangkan sekolah. Analisa yang diperlukan adalah analisa secara internal dan eksternal. Secara internal, sekolah memiliki kekuatan dan kelemahan apa, itu harus dicari.
MUSYDA ke-14, Begini Makna Berkemajuan Versi Tapak Suci Tanpa NPWP, Kisah Zainuddin Maliki Menjadi DPR RI
Dari sisi eksternal, pimpinan harus membaca peluang dan tantangan di luar. Misalnya, persaingan kualitas pendidikan dari sekolah lain yang sederajat dan satu daerah. Sementara itu peluang juga pasti akan selalu ada. Seperti UMSIDA, saat ini membuka program S2 kerjasama dengan lembaga pendidikan Muhammadiyah, dengan model keringanan biaya kuliah sebesar 50%.
Jika secara internal kemampuan guru di sekolah masih minim, maka antara kelemahan, ancaman dan adanya peluang, bisa ‘dikawinkan’. Lembaga bisa menyekolahkan guru-guru Muhammadiyah untuk memperbaiki sumber daya manusianya. Menurut Hidayatullah, investasi SDM merupakan hal yang penting untuk lembaga pendidikan.
Mengenal Isu Strategis Pendidikan
Hidayatullah juga menekankan pentingnya memahami persoalan pendidikan hari ini dan masa depan. Ada beberapa isu strategis pendidikan hari ini. Yang pertama adalah pendidikan karakter, sekolah harus serius dalam melaksanakan pendidikan karakter tersebut.
Selanjutnya di era yang serba teknologi dan berkemajuan saat ini, sekolah harus menyediakan layanan yang serba mumpuni. Menurutnya, di kota banyak orang tua yang sibuk bekerja, padahal di sisi lain mereka juga harus mengetahui perkembangan pendidikan anak. Maka sekolah dituntut untuk bisa menghadirkan teknologi sebagai sarana orang tua memantau pendidikan putra-putrinya.
“Tidak bisa kemudian kita menjalankan pola pendidikan seperti lima, sepuluh bahkan dua puluh tahun yang lalu. Karena perkembangan teknologi sudah sedemikian luar biasanya,” tutur Hidayatullah.
Selain itu, ia berpendapat bahwa guru Muhammadiyah tidak boleh mengajar satu minggu penuh. Menurutnya harus ada waktu 30% untuk guru belajar. Hal itu dimaksudkan agar SDM guru terus meningkat, tidak stagnan. Akhirnya kualitas pendidikan akan semakin meningkat.
Kunci Sukses Memajukan Sekolah Muhammadiyah : Perencanaan Visi Jangka Panjang
Masih menurut Hidayatullah, sekolah wajib membuat rencana visi jangka panjang. Tak cukup tiga hingga empat tahun, namun hingga 20 tahun ke depan. Sehingga siapapun yang memimpin sekolah visi jangka panjang tersebut tetap terjaga, pimpinan selanjutnya bisa terus mengejar untuk mewujudkan.
“Kita harus membuat rencana pengembangan yang dibuat oleh sekolah itu sendiri, bukan copy paste dari sekolah lain, harus buat sendiri. Rencanakan setidaknya empat periode kepemimpinan, enam belas tahun, dua puluh tahun, dua puluh empat tahun, hingga tiga puluh tahun ke depan. Semua itu tentu membutuhkan waktu yang panjang, tetapi itu harus dilakukan,” pungkas Rektor UMSIDA itu. efha