MUSYDA ke-14, Begini Makna Berkemajuan Versi Tapak Suci – Laporan kontributor sinarmu.co
Sinarmu.co – Tapak Suci Putera Muhammadiyah PIMDA 208 Kabupaten Pasuruan melangsungkan Musyawarah Daerah (4/12). Musyda ke-14 tersebut berlangsung di SMP Muhammadiyah 2 Bangil dengan mengusung tema Perubahan untuk Kemajuan.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Pasuruan M. Aufin yang hadir dalam pembukaan berharap Musyda Tapak Suci dapat menghadirkan perubahan ke arah yang lebih baik. Dalam kaitannya dengan berlangsungnya musyawarah, ia memberikan contoh Muktamar Muhammadiyah Aisyiyah ke-48.
“Muktamar Muhammadiyah harus kita jadikan teladan. Musyawarah berjalan dengan teduh, menyejukkan dan damai. Begitu juga Muktamar NA di Bandung baru ini,” ucap Aufin.
Ia berpesan kepada calon pimpinan Tapak Suci di periode ke depan agar bisa menguatkan jaringan dan kaderisasi di Kabupaten Pasuruan. “Atas nama PDM Kabupaten Pasuruan mengucapkan selamat bermusyawarah Tapak Suci PIMDA 208 Kabupaten Pasuruan,” tutup Aufin.
Makna Berkemajuan Versi Tapak Suci – Musyda 14
Dalam pembukaan Musyda tersebut, turut hadir Ketua Wilayah Tapak Suci Jawa Timur, Muhammad Sasmito Djati. Ia mengatakan bahwa Musyda ini awalnya akan dilaksanakan 26 Maret 2020. Namun pihaknya memberikan arahan agar ditunda mengingat pandemi covid-19 saat itu.
Melihat tema yang terpampang di depan, Sasmito kemudian menjelaskan makna berkemajuan ‘versi’ Tapak Suci Jawa Timur. Berikut 5 makna berkemajuan menurut Wakil Rektor Universitas Brawijaya itu.
Pertama, tidak bermental pecundang. Di dalam Tapak Suci menang dan kalah sudah biasa. Yang terpenting adalah memiliki mental pemenang, bukan pecundang. Allah menjelaskan, dalam Alquran surat Attaubah ayat 20. Pemenang adalah dia yang beriman, hijrah dan berjihad dengan raga dan hartanya.
“Selama 3 hal itu ada di dalam dada kader Tapak Suci, maka sejatinya mereka tidak pernah terkalahkan,” ucap Sasmito.
Baca Juga : Muhammadiyah Juga Bisa Lucu, Review Buku Guyon Maton Abdul Mu’ti
Kedua, berkemajuan adalah selalu berpikir masa depan. Menurutnya masa atau zaman akan terus mengalami perubahan. Dalam Alquran surat Alhasyr : 18, Allah telah mengingatkan agar manusia selalu bertakwa serta melihat dan mempersiapkan masa depan.
“Kader Tapak Suci orientasinya harus masa depan dengan perhitungan yang detail. Karena Allah juga Maha Teliti, tidak akan ada yang terlewatkan barang sedikit pun. Jika kita niat dengan benar Allah akan mencatat, begitu juga sebaliknya,” jelasnya.
Ketiga, menghargai waktu. “Saya rasa kita semua hafal ayat wal’ashri, innal insana lafi khusrin…, tapi orang Indonesia itu kebanyakan kurang awas terhadap waktu,” tutur Sasmito. Urusan waktu, ia melanjutkan, itu bukan perkara panjang atau pendeknya umur. Tapi bagaimana waktu yang ada saat ini kita manfaatkan dengan sebaik mungkin.
Membuat Perubahan Dengan Berjamaah – Musyda 14
Profesor dalam keilmuan Biologi itu kemudian kembali mengutip ayat dalam Alquran (Arra’du : 11). Bahwa Allah tidak mengubah suatu kaum melainkan mereka ingin membuat perubahan itu sendiri.
“Kunci dari perubahan itu adalah qawm (kaum) yaitu berkelompok atau berjamaah. Kita mau membuat perubahan, tidak bisa sendirian, harus berjamaah. Seperti Muhammadiyah, jamaah,” kata Sasmito.
Indonesia membutuhkan Muhammadiyah, karena organisasinya maju. Dalam Islam, kunci dalam berorganisasi atau berjamaah adalah memutuskan segala sesuatu dengan prinsip musyawarah. Bukan one man one vote. Begitulah yang diterapkan Muhammadiyah.
Terakhir, berkemajuan adalah mereka yang bertawakkal kepada Allah. Apapun yang kita lakukan harus dengan tawakkal kepada Allah Swt. Sehingga apapun hasilnya, kita tidak kecewa. Kita telah berusaha dengan maksimal, sisanya pasrahkan kepada Allah.
Salah satu hasil Musyda ke-14 tersebut adalah terpilihnya Rahmad Salahudin Tri Putra sebagai Ketua baru Tapak Suci Putera Muhammadiyah Pimpinan Daerah 208 Kabupaten Pasuruan.