Buya Syafii, Pendekar Dari Chicago Itu Telah Pergi – Puisi karya Immawan Joel Laowali, Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah UIN Malang dan Cabang Istimewa IMM Malaysia.
Lentera telah pergi
Di hari yang suci
Bangsa kehilangan poros diri
Penjahit kebhinekaan Negeri
Sang Guru Bangsa
Bukan sebutan menunjuk jiwa
Tapi ia adalah pemberian masa
Hidupnya yang sederhana
Buka teori semata
Atau khutbah di mimbar juara
Tapi itulah tasawuf akhlaqi
Sebagai orang nomor satu
Di Muhammadiyah dan Seantero Negeri
Ia tak gila hormat
Menyapu masjid dan berjalan kaki ke pasar
adalah perkara mudah
Tapi itu tak sesederhana ucapan
bila diri disemat jabatan tinggi.
Ada keangkuhan.
Tapi Buya, Berbeda.
Hidup tak mau merepotkan orang.
Kini, muadzin dari Mekkah itu telah pergi
Mengumandangkan kebhinekaan di tempat yang tak terjamah.
Selamat pengembaraannya di dunia
Tidak sedikit yang menghujat
bila dirasanya tak sejalan
Tapi Buya bukanlah Buya Ia mesti menegakkan kebenaran tegak lurus ke atas. Tanpa pandang bulu Tanpa tadeng aling-aling seperti huruf Alif Lurus tegak.
Sang Surya Telah bersinar lagi
Met Jalan Buya, Met Jumpa.
Bima, 28 Mei 2022
Immawan Joel Laowali
1 Comment
Mantap puisinya bang. Penuh makna, dan menginspirasi para pembaca untuk lebih berfikir.