Kreasi

Aku Atau Dia?

Aku Atau Dia?

Aku Atau Dia – Cerita pendek karya Wahyu Ninik Hanifah alumni Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kabupaten Pasuruan.


Suatu hal yang bisa dibicarakan dengan baik membawa sesuatu hal yang baik-baik pula, dengan syarat harus ada kepastian. Karena hidup adalah pilihan, bukan untuk gengsi atau ilusi, bukan juga menuruti egoisasi sesaat. Cerita pendek berikut, mengisahkan perjalanan kaum adam yang bimbang akan pilihan hidupnya.

Bermula dari Santoso yang duduk di bangku SMA Bhakti. Ia dikenal sebagai seorang pemuda yang gagah dan jenius. Memiliki banyak teman dan kelebihan-kelebihan yang membuat kaum Hawa terpesona.

Kelas 2 hampir usai, sebut saja Nur seorang gadis berparas hitam manis, sederhana dan anggun. Nur adalah teman satu sekolah Santoso, hanya berbeda Jurusan. Ia merupakan sosok gadis desa yang gemar membaca dan keluar masuk perpustakaan.

Keduanya, awalnya tidak mengenal satu sama lain. Mereka dipertemukan dalam acara Organisasi Sekolah, sebut saja OSIS. Setiap kelas mengirimkan kandidat untuk mengirimkan seorang siswa yang dianggap mampu dan mumpuni mengikuti kegiatan ini.

Nur salah satu siswi yang terpilih di kelasnya A, sedangkan Santoso mewakili kelas F, begitu seterusnya. Kegiatan tersebut dihadiri kurang lebih 30 siswa dan siswi. Kegiatan diadakan di halaman SMA Bhakti selama 4 hari.

Hari pertama adalah hari perkenalan dan pendekatan satu sama lain. Meski satu sekolah, mereka belum tentu mengenal. 4 hari telah usai, kegiatanpun berakhir dengan bertukar nomor telepon dan membuat grup yang diketuai oleh Amin. Grup ini dibuat oleh pak Hadi salah satu guru pembina OSIS di SMA Bhakti.

Sebulan kemudian berlalu, ponsel Nur tiba-tiba berdering berkalli-kali dengan nomor yang tak ia kenali. Ketika Nur mencoba menjawab tak ada suara balasan, begitu seterusnya. Lalu ada jawaban, “Assalamualaikum” dari si penelpon.

Nur menjawab “Waalaikumussalam, mohon maaf ini siapa?” Tanya Nur.

“Lo.. Ini aku Nur, teman OSIS lalu,” jawab si penelpon.

Begitu seterusnya, akhir percakapan “Ini aku Nur Santoso” ujarnya.

“Oooo, tapi orangnya yang mana ya?” Nur balik tanya.

“Ok besok kita ketemu di sekolah,” pintasnya.

“Baiklah,” jawab Nur. Kemudian telpon pun diakhiri dan ditutup.

Keesokan harinya Santoso menghampiri Nur, dengan senang hati mereka pun bertemu dan bersahabat.

Setahun kemudian, mereka jadian. Mungkin bahasa anak jaman sekarang adalah pacaran namun hanya bisa via udara. Di tahun kedua, ada siswi baru setingkat dengan mereka. Namanya Diana. Diana adalah gadis baik dan cantik.

Di tengah-tengah mereka berteman, rupanya beberapa teman Santoso mencoba mendekatkannya dengan Diana. Santoso pun mulai merasa tertarik dengan Diana, karena kebiasaannya chatingan melalui whatsapp dan pertemuan pertemanan mereka.

Kebiasaan Santoso dan Nur pun mulai berubah tidak seperti biasanya. Melihat sikap Santoso yang perlahan mulai berubah, Nur pun mulai curig. Tiba-tiba dirinya lost kontak dengan San. Mau bertanya tapi bertanya ke siapa, karena Nur pun bingung.

Sejauh ini hubungan Nur dan San hanya Diaz dan Umaroh yang tahu. Tapi Nur sedikitpun tidak mencari tahu hal tersebut. Karena Nur percaya kepada San. Lambat laun hubungan San dan Diana diketahui Nur.

Nur pun mecoba diam, dia hanya menyayangkan kenapa San tidak bilang kalau sudah memutuskan hubungan ini. Karena Nur merasa tidak pernah ada kata putus. Sambil berlinang air mata Nur seolah tidak percaya dengan semua ini, dengan apa yang terjadi dengan dirinya.

Nur bertanya tanya pada dirinya, apa yang salah dengan dirinya? Kenapa tidak pernah ada penjelasan? Seminggu, sebulan dan 3 bulan lamanya, San tidak ada komunikasi dengannya. Melalui whatsapp, Nur pun mengawali minta putus dengan San. San sadar bahwa apa yang selama ini dilakukan pada Nur adalah salah San, ia tidak jujur dengan Nur apa yang sebenarnya terjadi.

Siang itu, Diaz mempertemuakan Nur dan San. San menjelaskan semuanya, namun Nur pun sudah tidak percaya lagi. Ia ingin hubungan dengan San berakhir, dengan baik-baik. Tapi, San tidak menginginkan hubungannya itu berakhir. San bimbang, Diana baik dan juga cantik, begitu juga dengan Nur. San tidak sanggup untuk putus dari Nur namun Ia juga tidak ingin meninggalkan Diana.

Nur pun kaget mendengar pernyataan San, dengan berlinang air mata Nur akan mengalah demi Diana. Dengan berat Nur pun harus mengalah dan pergi dari kehidupan cinta San dan menjadi sahabat biasa. Dalam sebuah buku Nur menuliskan “MENGALAH BUKAN BERARTI KALAH”. Nur ikhlas dengan apa yang terjadi pada dirinya dan dia memutuskan untuk fokus pada cita-cita dan tujuan hidupnya. “Jujur itu kunci dalam sebuah hubungan”.

TAMAT


Aku Atau Dia? Aku Atau Dia?

About Author

Wahyuninik Hanifah

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *