5 Tantangan Menuju Indonesia Emas, Pemuda Siap? Persoalan itu menjadi garis besar diskusi Majelis Nom-noman Tatag bersama Muhammad Mirdasy SIP, Ketua LHKP PWM Jawa Timur, Selasa (28/5).
Sinarmu.co – Majelis Nom-noman Tatag jilid ketiga diselenggarakan di halaman SD Kreatif Muhammadiyah Bangil. Majelis yang digagas Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Pasuruan itu, mengangkat tema yang kini banyak dibahas di kalangan muda Indonesia, “Indonesia Emas”.
Menurut Mirdasy, ada lima hal yang akan menjadi tantangan atau hambatan dalam perjalanan menuju Indonesia emas. Yaitu, pendidikan, kesehatan, kehidupan yang layak, tantangan disintegrasi dan akses terhadap sumber daya alam.
“Kenapa Muhammadiyah peduli terhadap pendidikan? Karena melawan penjajah itu dengan (meningkatkan) pendidikan. Dalam Islam ada kalimat iqro’ (membaca dan belajar). Boleh tidak sekolah, tapi tidak boleh tidak belajar,” jelas mantan Ketua Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur itu.
Ia menyinggung, rata-rata pendidikan masyarakat Indonesia saat ini adalah setara Sekolah Dasar (SD). Hal itu, menurut dia, sangat jauh tertinggal jika dibandingkan dengan Tionghoa, atau China, yang masyarakatnya rata-rata sudah SMA dan melanjutkan ke perguruan tinggi. Tak sekadar kuliah, mereka banyak didorong untuk kuliah di luar negeri.
“(para pemuda) belajar dan kuasailah bahasa asing, lalu kuliah di luar negeri dan lakukan sesuatu. Jika (pemuda) tidak melakukan sesuatu, maka fantadzirissa’ah (tunggu saja waktu kehancuran akan tiba),” tegasnya di hadapan puluhan pemuda malam itu.
Baca juga: Empat Cara Menggerakkan Organisasi, Pimpinan Wajib Tahu!
Urusan pelayanan dan upaya-upaya kesehatan, Indonesia, menurutnya, sudah cukup baik. Akses-akses kesehatan sudah disediakan dengan baik. Namun, nyatanya banyak masyarakat yang tidak tahu-menahu dan tidak memanfaatkan itu. Maka, ia mendorong agar pemuda bisa tampil, memastikan masyarakat dapat mengakses semua kemudahan dalam berobat.
Tantangan selanjutnya adalah soal hidup yang layak. Jika pada periode ini akan ada program makan siang gratis, pertanyaannya, apakah ‘makan siang gratis’ dapat membawa masyarakat Indonesia kepada kehidupan yang layak?
Tentu tidak, lanjutnya. Urusan hidup layak adalah bagaimana masyarakat dapat memenuhi kebutuhan primer mereka, kemudian sekunder dan tersiernya. Kehidupan yang layak juga terkait dengan seberapa tingkat kebahagiaan hidup masyarakat. Menurut data, tingkat kebahagiaan masyarakat Indonesia masih tertinggal di belakang beberapa negara di Asia Tenggara.
Selanjutnya tantangan disintegrasi. Baginya, di Indonesia masih saja marak terjadi intoleransi. Toleransi adalah penghargaan atas banyaknya perbedaan. Bayangkan, kata Mirdasy, urusan presiden (pemilu) saja tidak selesai, hingga kini masyarakat masih banyak yang saling tuduh. Indonesia dalam hal ini sangat mudah dipecah belah.
Terakhir polemik akses terhadap sumber daya alam yang tidak sama. Terbaru, kasus korupsi tambang timah yang mengejutkan publik. Kerugian negara mencapai 271 triliun. Mirdasy mengatakan, bahwa hal itu menjadi tembok tebal disparitas di Indonesia. Persoalan sumber daya alam ini juga dikarenakan faktor SDM Indonesia yang belum siap dan tidak unggul.
3 Hal Yang Harus Dikuasai Pemuda Islam
Melihat tantangan ke depan yang begitu berat, Mirdasy kemudian menyampaikan tiga hal yang harus pemuda Islam kuasai saat ini, sehingga Indonesia Emas tidak hanya menjadi sebuah ilusi belaka.
“Pertama, jangan pernah berhenti dalam mendakwahkan Islam, beramar makruf nahi munkar. Ya (melakukan) amar makruf, ya (juga melakukan kegiatan-kegiatan) nahi munkar,” ungkapnya.
Kedua, di era perang media dan teknologi saat ini, pemuda harus belajar banyak dan menguasai media sosial, menguasai ilmu-ilmu teknologi, mempelajari artificial intelligence. Ia menekankan, di masa saat ini dan yang akan datang, siapa yang menguasai teknologi akan menguasai dunia.
Terakhir, pemuda harus menguasai sektor ekonomi. Industri-industri kreatif sekarang mulai bermunculan, pemuda tidak boleh ketinggalan. Ekonomi merupakan salah satu pilar yang penting dalam hal dakwah berkemajuan.
Oleh :
Bidang Dakwah dan Media PDPM Kabupaten Pasuruan