Sinarmu.co – Menjadi pembawa acara dalam suatu kegiatan bukanlah hal yang sembarang orang bisa lakukan. Lebih-lebih jika belum pernah mencobanya sama sekali. Seorang pembawa acara tentunya perlu menguasai materi public speaking serta latihan terus-menerus agar bisa menjadi pembawa acara yang baik.
Pembawa acara yang baik akan membuat acara menjadi semakin menarik, meriah atau bahkan lebih khidmat. Sebaliknya, mungkin pembaca pernah ada di sebuah acara dan terasa biasa saja. Bahkan pembaca merasa kurang nyaman karena pembawa acara yang kurang ‘wah’ pembawaannya.
Lalu bagaimana cara menjadi pembawa acara yang baik? Simak beberapa tips dari Dian Rahma Santoso, M.Pd. berikut ini. Beberapa tips tersebut ia sampaikan dalam Pelatihan Protokoler dan Public Speaking untuk Guru Sekolah Muhammadiyah Kabupaten Pasuruan. Pelatihan tersebut berlangsung di Ruang Bromo Inna Hotel, Tretes-Prigen, Sabtu (12/3/2022).
Menjadi Pembawa Acara yang Baik
Untuk menjadi pembawa acara, kita perlu mengenali beberapa kondisi acara yang akan berlangsung. Pertama, jenis acara. Pembawa acara harus tahu, apakah acaranya formal atau non formal, karena tentu terdapat perbedaan antara pembawaan acara formal dengan non formal.
Kedua, mengetahui kapasitas ruangan dan jumlah peserta. Itu akan menentukan seberapa pembawa acara akan mengeluarkan kekuatan suaranya. Jika pesertanya dua puluh orang, pembawa acara tidak perlu terlalu mengeraskan suaranya. Lain halnya jika peserta berjumlah ribuan, seperti acara-acara di stadion, pembawa acara harus memberikan effort yang lebih.
Terakhir, mengetahui siapa saja tamu undangan dan siapa pejabat internal instansi penyelenggara yang akan hadir. Sebagai contoh, SD Muhammadiyah mengadakan acara Milad Sekolah. Pembawa acara bisa menggali informasi siapa saja tamu yang akan hadir. Apakah Camat akan hadir? Apakah Polsek dan Koramil juga hadir? Jika hadir, siapa nama lengkapnya, apa jabatannya dan seterusnya sedetail mungkin. Dengan begitu pembawa acara lebih percaya diri dan menguasai apa yang akan ia sampaikan.
Apa yang harus dipersiapkan?
Berpenampilan Menarik
Pembawa acara adalah salah satu pusat perhatian dalam sebuah acara. Maka ia harus berpenampilan yang menarik, namun tidak perlu juga berlebihan. Gunakanlah pakaian yang rapi, mengatur tata rias agar selalu terlihat fresh dan menggunakan aksesoris pendukung seperlunya.
Datang 1 Jam Sebelum Acara
Datanglah setidaknya satu jam sebelum acara dimulai. Dengan begitu pembawa acara bisa memastikan beberapa hal teknis yang berkaitan dengan pembawa acara. Seperti, posisi pembawa acara, jika terdapat podium, maka posisi pembawa acara berada di seberang podium, bukan di samping dekat podium. Pengaturan audio pengeras suara, perlu penyesuaian, agar suara pembawa acara bisa terdengar dan terjangkau dengan baik oleh peserta.
Selain itu, dengan datang lebih awal pembawa acara dapat memastikan kesiapan seluruh pengisi acara dan berkoordinasi dengan panitia. Bisa saja susunan acara berubah sewaktu-waktu karena adanya keterlambatan, batalnya kehadiran tamu dan lain sebagainya. Pembawa acara harus siap dan beradaptasi dengan perubahan-perubahan tersebut.
Bayangkan Apa yang Akan Terjadi Besok
Satu atau dua hari sebelum acara berlangsung, pembawa acara bisa berlatih membayangkan apa saja yang akan terjadi ketika kita membawakan acara. Dengan melakukan hal itu, kita akan terpikirkan apa saja yang mungkin akan terjadi. Sehingga, kita bisa melakukan persiapan yang lebih matang.
Hal-Hal Teknis yang Perlu Diperhatikan
Lakukan kontak mata dengan para hadirin dan juga tamu undangan. Khusus acara yang dimuat di televisi atau terdapat siaran langsung, maka pembawa acara bisa secara intens fokus melihat ke kamera. Pembawa acara juga harus berbicara dengan bahasa tubuh yang anggun, pembawa acara tidak perlu bergerak berlebihan. Cukup menghadapkan tubuh sedikit ke kanan dan ke kiri, serta menunduk atau mengangguk seperlunya untuk menghormati para peserta.
Penggunaan bahasa juga harus menjadi perhatian pembawa acara. Acara-acara formal maupun non formal tetap harus menggunakan Bahasa Indonesia yang baik. Hal itu bertujuan agar apa yang kita sampaikan dapat dengan mudah peserta pahami. Terakhir, pembawa acara perlu menjaga stabilitas suaranya. Tipsnya adalah mengeluarkan suara dengan menjaga pernafasan perut. Suara yang keluar melalui tenggorokan dari pernafasan dada akan cepat merusak pita suara.
Seringlah berlatih pernafasan perut, terus belajar dan berlatih menjadi pembawa acara di rumah. Jangan ragu untuk bertanya dan meminta pendapat kepada mereka yang sudah berpengalaman. Dengan begitu, kita akan terbiasa dan selalu siap untuk menjadi pembawa acara yang baik.
Contoh Susunan Acara
1. Pembukaan
a. Salam (Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh)
b. Yang terhormat… (dahulukan jabatan tertinggi), kemudian dilanjutkan dengan “yang kami hormati…” (jangan menyebutkan kata “yang terhormat” berulang kali, karena yang terhormat hanya satu, selebihnya pembawa acara sapa dengan “yang kami hormati”)
c. Kalimat pembukaan yang sederhana, tidak perlu terlalu panjang. “Alhamdulillahirabbil ‘aalamiin, washalaatuwassalaamu ‘alaa nabiyyina Muhammadin, wa ‘alaa alihi wa shahbihi ajma’iin, syukur alhamdulillah Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita dapat bertemu di (tempat…, tanggal…, dalam acara…)
d. Awali acara dengan mengajak para peserta membaca “Basmalah.”
e. Pembawa acara tidak perlu membacakan susunan acara.
2. Pembacaan ayat suci Al-Qur’an
a. Contoh kalimat: “Marilah kita simak bersama pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh…” kepada saudara/i… dipersilahkan (Hindari mengucapkan “waktu dan tempat dipersilahkan” karena kurang tepat)
b. Setelah pembaca ayat suci Al-Qur’an selesai, pembawa acara tidak perlu mengucapkan “shadaqallahul’adhim… Maha Benar Allah, dst.” Pembawa acara cukup melanjutkan ke acara berikutnya.
3. Lagu Indonesia Raya (klik judul untuk memutar video liriknya melalui youtube)
“Marilah kita nyanyikan bersama Lagu Indonesia Raya dan Lagu Sang Surya, para hadirin dimohon untuk berdiri”
4. Lagu Sang Surya (klik judul untuk memutar video liriknya melalui youtube)
a. Selesai menyanyikan lagu, “Hadirin dipersilahkan untuk duduk kembali”
b. Dalam acara kedinasan di Kabupaten Pasuruan, acara setelah menyanyikan lagu-lagu biasanya adalah pembacaan do’a. Panitia bisa menerapkan ini jika perlu.
5. Laporan dan Sambutan (Dahulukan pejabat terkecil)
a. Laporan Panitia (cukup melaporkan acara, keadaan tempat, jumlah peserta yang hadir dan laporan acara seperlunya, tidak perlu terlalu panjang, apalagi hingga berisi ceramah, karena bukan tugasnya)
b. Sambutan majelis atau lembaga….
c. Sambutan Ketua PDM (biasanya sekaligus membuka acara)
6. Sesi seminar / ceramah / konferensi atau acara utama yang lainnya
Dalam sebuah acara pembukaan, pembawa acara tidak menutup acara hingga acara utama berakhir. Jika terdapat pembicara lebih dari satu, dapat dialihkan ke moderator. Jika hanya satu, cukup pembawa acara yang merangkap menjadi moderator, maka pembawa acara harus cukup memahami paparan yang akan narasumber sampaikan.
7. Tanya jawab
Sikap pembawa acara yang merangkap moderator harus tegas.
8. Jika tanpa moderator, pembawa acara sekalian menyimpulkan
9. Penutup
Pembawa acara menutup serangkaian acara, yang telah berlangsung mulai dari pembukaan hingga acara inti. Pembawa acara bisa cukup menutup acara dengan bacaan hamdalah dan atau dengan doa kafaratul majelis.
Demikian tips yang kami rangkum dari pelatihan pembawa acara oleh Dian Rahma Santoso, M.Pd. Materi dapat pembaca unduh dengan klik tautan ini