Berita

Sholihin Fanani: Ini Lima Kekuatan Muhammadiyah

Sholihin Fanani: Ini Lima Kekuatan Muhammadiyah

Sholihin Fanani Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur menyampaikan lima kekuatan Muhammadiyah yang harus diketahui seluruh pimpinan dan jamaah di akar rumput – Laporan kontributor sinarmu.co.


Sinarmu.co – Kajian Ramadan PDM Kabupaten Pasuruan, dengan tema “Dakwah Inklusif Muhammadiyah” sukses digelar di Ballroom Hotel Royal Senyiur Prigen, Sabtu (30/3). Kajian tersebut dihadiri oleh Dr HM Sholihin Fanani SAg MPSDM, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur.

Kyai Sholihin, sapaannya, menyampaikan bahwa dalam dakwah inklusif itu merupakan dakwah yang kebermanfaatannya bisa dirasakan oleh seluruh elemen masyarakat, siapapun yang membutuhkannya. Maka Muhammadiyah perlu digerakkan dengan sungguh-sungguh agar dakwahnya menjadi efektif.

Dalam menggerakkan Muhammadiyah, Kyai Sholihin mengatakan, pimpinan perlu terlebih dahulu mengetahui apa yang sejatinya menjadi kekuatan Muhammadiyah. Menurutnya, ada lima kekuatan Muhammadiyah, yang menjadikan salah satu organisasi terbesar itu semakin eksis di umurnya yang sudah satu abad lebih.

Baca juga : Gelar Wisuda Tahfidh, PESDIGMU Siapkan Generasi Qurani

“Pertama, prinsip gerakannya. Muhammadiyah adalah gerakan Islam, dakwah amar makruf nahi munkar dan tajdid, bersumber pada Al-Qur`an dan As- Sunnah, berasas Islam, menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya,” tuturnya.

Baginya, Muhammadiyah sangat kukuh dengan prinsip gerakan tersebut. Tidak melenceng dan selalu istiqomah. Selain itu, Muhammadiyah juga gerakan tajdid (pembaharuan) dan tajrid (pemurnian). Pembaruan itu dalam hal umum, seperti pendidikan, kesehatan dan sosial sehingga lahirlah sekolah-sekolah Muhammadiyah, rumah sakit, panti asuhan dan sebagainya.

Sementara tajrid berkaitan dengan aqidah. Sehingga masyarakat dapat jauh dari praktik-praktik ibadah yang mengandung kesyirikan serta jauh penyakit TBC (tahayyul, bid’ah dan churafat).

Kedua, militansi para penggeraknya. Kyai Sholihin menegaskan, bahwa Muhammadiyah terkenal dengan kekuatan militansi pimpinan dan jamaahnya. Namun menurutnya, saat ini kemilitansian di Muhammadiyah mulai menurun.

“Sekarang yang banyak itu ‘meletansi’. Indikasinya malas-malasan ketika berkegiatan, banyak alasan sehingga tidak menghadiri pengajian-pengajian. Termasuk yang suka terlambat acara, ini tidak militan, tapi meletan,” tuturnya.

Baca juga : Tim Qoryah Thoyyibah Aisyiyah Berbagi di Bulan Ramadhan

Ketiga, prinsip sistem organisasinya. Dalam kepemimpinannya, Muhammaidyah menggunakan sistem kolektif kolegeal. Sementara manajemennya menggunakan manajemen yang sudah modern. Salah satu ciri manajemen yang modern adalah efektifitas. Dalam kegiatannya selalu mengutamakan efektifitas, bukan efisiensi.

“Jadi tidak ada dalam Muhammadiyah, kalau tidak ada uang, maka tidak berkegiatan. Padahal kegiatan itu dibutuhkan semangat, jika bersemangat, uang itu akan bisa hadir sendiri dan menopang sebuah kegiatan,” jelas Wakil Ketua PWM Jawa Timur itu.

Keempat, kiprah dakwahnya. Di Muhammadiyah, dakwah itu tidak sebatas ceramah. Sebagai contoh, mengadakan pengobatan masal, bakti sosial kepada masyarakat, itu juga bagian dari dakwah Muhammadiyah.

“Terakhir, eksistensi amal usahanya. Amal Usaha Muhammadiyah kuat dan harus eksis. Jangan AUM ini, seolah-olah hidup segan mati tak mau,” tegasnya. Dalam hal ini, maka AUM perlu saling menguatkan, saling mendukung, sinergis, untuk dapat saling membesarkan.

About Author

Vio Islamwell

LIGHT CREATURE

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *