
Ramai Soal Penolakan Timnas Israel, Bagaimana Menurut Pandangan Muhammadiyah? – Rangkuman Tim sinarmu.co Pada Kajian PDM Kota Yogyakarta Bersama Kiai Cepu.
Sinarmu.co – Penolakan terhadap timnas Israel U-20 di Piala Dunia menjadi pembahasan hangat akhir-akhir ini di Indonesia bahkan dunia. Indonesia yang sejatinya terpilih menjadi tuan rumah Piala Dunia, terpaksa harus mengubur mimpinya untuk tampil buntut polemik penolakan tersebut. Tak hanya berhenti di situ, Indonesia kemungkinan besar akan menerima hukuman atau denda dari federasi sepak bola dunia itu.
Pertanyaannya, apakah sudah tepat penolakan terhadap timnas U-20 Israel di Indonesia? Bagaimana warga Muhammadiyah seharusnya bersikap?
Hal itu menjadi pembahasan utama kajian Islam Wasathiyah PDM Kota Yogyakarta bersama narasumber Kusen, atau biasa dikenal Kiai Cepu (4/4/2023). Berikut ringkasan tim sinarmu ketika mengikuti kajiannya melalui kanal youtube PDM Kota Yogyakarta.
Ummat Ketengahan
Kalimat wasathiyah berasal dari akar kata wasathan dan bisa ditemukan di dalam Alquran surat albaqarah ayat 143. “Dan demikianlah kami jadikan kamu (ummatan wasathan) ummat ketengahan…” wasathan dengan arti ketengahan.
Wasathiyah sendiri merupakan identitas persyarikatan Muhammadiyah. Itu tertuang dalam Risalah Islam Berkemajuan. Salah satu karakteristik Islam berkemajuan adalah bersifat wasathiyah-ketengahan.
Contoh sikap tengah adalah dermawan di antara kikir dan boros. Alih-alih menjadi pribadi yang boros atau sebaliknya kikir, kita lebih baik menjadi seorang yang dermawan. Contoh lainnya, berani adalah sikap tengah dari pengecut/penakut dan sembrono.
Menolak Timnas Israel U-20 Termasuk Wasathiyah?
Apakah penolakan timnas Israel U-20 termasuk sikap wasathiyah atau tidak? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita kembali ke firman Allah swt, dalam Q.S. Al-baqarah ayat 190 Allah berfirman:
“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”
Sebagaimana firman Allah tersebut, perintah berperang adalah melawan mereka yang memerangi kita. Merujuk pada zaman nabi Muhammad saw, ada beberapa kriteria yang tidak boleh diperangi. Di antaranya, anak kecil, lansia, perempuan, orang yang sedang dalam keadaan sakit.
Bahkan dalam satu penjelasan bahwa tidak boleh sembarangan menebang pohon saat perang kecuali dengan alasan yang kuat. Jika menebang pohon saja tidak boleh sembarangan, maka terhadap manusia pun juga demikian tidak boleh asal memerangi.
Baca juga: Sambut Safari Ramadhan PDM, Begini Pesan Ketua PCM Grati
Apakah timnas Israel U-20 memerangi Islam? Dalam hal ini kita mesti lebih teliti, siapa yang sebenarnya memiliki kuasa penuh untuk menyatakan perang terhadap suatu kelompok atau negara? Jawabannya adalah state atau pemerintah negaranya. Bukan sipil, atlet-atlet termasuk pemain sepak bola.
Salah satu ciri wasathiyah itu adalah tidak berlaku ekstrim. Orang yang ekstrim salahsatu cirinya adalah memiliki logika biner. Jika tidak hitam maka pasti putih, jika tidak benar maka salah. Jika Israel memerangi Islam, maka semua warga Israel adalah jahat. Padahal mestinya kita bisa membedakan mana yang pemerintah negara, mana yang masyarakat sipil.
Dari pemaparan tersebut, maka bisa kita dapati, menolak timnas Israel U-20 adalah tindakan yang cenderung ekstrim. Sedangkan tindakan ekstrim tidak mencerminkan sikap wasathiyah Muhammadiyah.
Allah Swt Memerintahkan Kita Berlaku Adil
Piala Dunia U-20 sempat ditunda karena adanya wabah covid-19. Sebelumnya ketika ada penawaran siapa yang siap menjadi tuan rumah, Indonesia menyatakan siap dan diamini oleh FIFA. Sejalan itu, ternyata timnas Israel lolos babak penyisihan dan berhak menjadi salah satu kontestan piala dunia U-20.
Bagaimana hukumnya menolak timnas Israel di piala dunia U-20 padahal mereka sudah menjalani babak penyisihan dengan sportif dan dinyatakan lolos? Menjawab hal itu, mari kita simak firman Allah swt melalui Q.S. Al-maidah ayat 8:
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Firman Allah agar kita menjadi orang yang (1) menegakkan kebenaran karena Allah, dan (2) menjadi saksi dengan adil. Allah memperingatkan agar jangan sampai kebencian kita terhadap suatu kaum, membuat kita berlaku tidak adil. Allah juga menekankan bahwa berlaku adil itu lebih dekat dengan takwa.
Maka, jangan karena kebencian kita terhadap (negara) Israel, menjadikan kita berlaku tidak adil terhadap masyarakat sipilnya. Jika kita membenci dengan cara membabi buta, maka kita tidak menaati ayat Allah swt. Na’udzubillahi min dzaalik.
Muhammadiyah Gerakan Dakwah dan Menghendaki Memperbanyak Teman
Salah satu ciri Muhammadiyah adalah memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah. Di dalam anggaran dasar Muhammadiyah pasal 4 ayat 1 juga ditegaskan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar. Maka dalam menghadapi banyak hal, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan dakwah.
Dalam pendekatan dakwah siapapun mesti kita rangkul. Baik itu teman maupun lawan. Karena bisa jadi lawan kita luluh hatinya karena sikap kita dan terketuk hatinya untuk ikut dalam barisan kita. Hal ini tentu berbeda jika kita menggunakan pendekatan politik. Teman kita rangkul, sementara lawan kita sikat habis.
Menolak timnas Israel U-20, secara tidak langsung kita ibarat sedang menanam bibit permusuhan. Jika demikian maka tidak sesuai dengan gerakan dakwah Muhammadiyah, serta tidak sesuai dengan ciri Muhammadiyah yang menghendaki agar warganya memperbanyak teman alih-alih lawan. Wallahu a’lam.