Motivasi di Akhir Tahun, Kisah Untukmu Wahai Para Kader. Oleh: Joni Santosa, S.Kom. Sekretaris PDM Kabupaten Pasuruan.
Sinarmu.co – Perkenalkan nama saya Joni Santosa. 54 (lima puluh empat) tahun, darah Aremania. Kalau dilihat dari ejaan nama, nampak seperti tidak mencerminkan nama yang islami. Tapi, itulah pemberian nama dari orang tua, yang patut saya syukuri. Apalah arti sebuah nama, jika banyak nama bagus nan islami, tetapi tidak mencerminkan dari arti nama yang ia miliki. Pun begitu pula sebaliknya.
Singkat cerita, bermodal dari BONEK (BONdo NEKat) semenjak lulus SMA tahun 1987. Saya hijrah ke daerah santri, dengan harapan akan menambah wawasan keagamaan saya. Alhamdulillah Allah mengabulkan. Dalam kisah perjalanan di kota santri, saya dipertemukan oleh Allah dengan orang-orang yang sholeh. Insan-insan yang terlibat di dalam persyarikatan Muhammadiyah. Hal itu pula yang membuat saya menjadi kader Muhammadiyah.
Setelah berjalan dengan banyaknya taburan kisah, tanpa terasa hari sudah berganti pekan, pekan berganti bulan, bulan berganti tahun. Akhirnya saya dipercaya untuk bertugas narik donatur Muhammadiyah. Bagi saya, hal tersebut merupakan suatu tugas yang mulia. Di sinilah awal saya mulai menambah teman, sahabat dan saudara seperjuangan. Perasaan penuh gembira dan bahagia ketika saya menjalani tugas itu.
Sebagai bentuk pengabdian kepada persyarikatan, diusia yang sudah berlabel “menikah” saat itu. Tahun 2005, kami bersama bapak Bustomi diminta oleh teman-teman IRM (Ikatan Remaja Muhammadiyah/IPM sebutan sekarang) untuk mendirikan IRM di Kecamatan Purwosari. Karena kesulitan mencari kader, maka saya dan pak Bustomi, akhirnya menjadi pengurus Pimpinan Cabang IRM Purwosari. Pak Bustomi sebagai ketua, dan saya sebagai sekretarisnya. Kalau dipikir-pikir, mungkin kami masuk kelompok pengurus IRM tertua pada saat itu.
Dengan terus beraktifitas, saya bisa naik level dan masuk Pimpinan Cabang Purwosari. Tentunya semua itu saya lakukan dengan jiwa senang berorganisasi. Dampak dari berorganisasi ini salah satunya ialah dikenalnya saya oleh orang-orang “pemerintahan”. Mulai tingkat Kelurahan Purwosari, Kecamatan, hingga sering di-ikut-kan program-program pendampingan di wilayah Kecamatan Purwosari. Seperti, P2KP, PNPM, BPS, e-KTP dan lain-lain.
Berbicara panggung politik. Saya turut berpartisipasi sebagai deklarator PAN (Partai Amanat Nasional) Kecamatan Purwosari bersama teman-teman PCM (Pimpinan Cabang Muhammadiyah) dan ditunjuk sebagai sekretaris PAN yang diketuai oleh bapak Moh. Hasyim (Orang Tua dari Kanda Ahmad Fuad Hasyim, Ketua PD Pemuda Muhammadiyah periode sekarang).
Selain itu, menjadi Ketua PAN Kecamatan Purwosari periode berikutnya menjadi bagian kisah perjalanan saya. Bersama bapak Mustain sebagai sekretaris, yang puncaknya juga pernah menjadi calon legislatif 2009 bersama bapak Moh. Aufin, M.M, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Pasuruan, periode ini.
Dengan semangat berorganisasi, mengantarkan saya menjadi Penyuluh Agama Islam honorer. Mewakili PCM Purwosari bersama kader yang lainnya di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Pasuruan. Sampai saat ini, saya masih tercatat sebagai Penyuluh Agama Islam Non PNS (Pegawai Negeri Sipil) dengan masa bakti 2020-2024, mewakili Muhammadiyah.
Namun, di sini saya mulai ada penyesalan (getun). Karena berteman dengan para ustadz dan kyai penyuluh, yang rata-rata menguasai bahasa Arab, nahwu shorof dan pengetahuan agamanya mumpuni. Jika melirik kembali ke masa lalu, pada masa-masa sekolah, mengapa dulu saya tidak memilih sekolah yang berbasis agama. Rasanya kurang sebagai penyuluh agama Islam tapi tidak menguasai ilmunya. Hingga akhirnya di usia yang sudah 50 tahun-an ini baru berfikir untuk belajar mengejar ketertinggalan dan kekurangan…..bersambung
Selamat Tahun Baru 1443 H, semoga bisa menjadi ibroh bagi para kader
akar10