Kajian Ramadhan 1445, Dakwah Inklusif Dakwah yang Terbuka – Disampaikan Achmad Samsoni, Ketua PDM Kabupaten Pasuruan
Sinarmu.co – Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Pasuruan, Achmad Samsoni, S.Ag. M.Pd., dalam peyampaiannya di Kajian Ramadhan, Sabtu, (30/3) mengatakan, bahwa dalam dakwah inklusif Muhammadiyah di Kabupaten Pasuruan, harus mengetahui peta dakwah.
“Bagaimana kita kemas Muhammadiyah di Kab. Pasuruan itu berkemajuan. Tentu perlu strategi dakwah. Lalu, kita akan mengupas mengapa kita memilih dakwah inklusif Muhammadiyah sebagai kajian kita kali ini, kenapa tidak ke kepemimpinannya, karena kita perlu memahami kembali jalan Dakwah Inklusif Muhammadiyah, yang tepat sasaran,” jelasnya.
Dakwah Inklusif menurut Ketua PDM Kab Pasuruan adalah dakwah akar rumput (perspektif yang diambil). “Kita harus terbuka, bagaimana kemanfaatan itu dari Muhammadiyah untuk masyarakat luas. Kader yang melakukan transformasi dakwah, itu harus dari berbagai macam lini, itu merupakan salah satu strategi dakwah Muhammadiyah,” ungkapnya.
Beliau menekankan berulang kali terkait dengan Dakwah Muhammadiyah di Kab. Pasuruan harus mulai terbuka. “Dalam kepribadian Muhammadiyah, Muhammadiyah itu lapang dada, luas pandangan, siap bekerjasama dengan siapa saja,” tutur Ketua PDM Kab. Pasuruan.
Ia menjabarkan bahwa peta dakwah Muhammadiyah itu termasuk dengan, melihat berapa jumlah warga Muhammadiyah, berapa anak-anak dalam AMM, berapa usia warga Muhammadiyah yang berusia 80 keatas, dan lain-lain. Data dibutuhkan sebagai model dakwah, penyampaian HPT dan sebagainya. Dalam visi kedepan, Achmad Samsoni (Ketua PDM Kab.Pasuruan) bersama dengan jajarannya mengungkapkan bahwa PDM Kab. Pasuruan akan melakukan pendataan warga Muhammadiyah se-Kabupaten Pasuruan, layaknya sensus penduduk.
Hal yang juga turut dikritisi pada Kajian Ramadan kali ini ialah tentang strategi berdirinya Amal Usaha Muhammadiyah pada tiap Pimpinan Cabang. Berkaca dari data kepemilikan AUM yang dimiliki PDM Kab. Pasuruan berupa, Masjid (sejumlah 34), Musholla (24), TK ABA (14), SD Muhammadiyah (6), SMP Muhammadiyah (4), SMA Muhammadiyah (3), SMK Muhammadiyah (2), Panti Asuhan (2), Pondok Pesantren (2), Sekolah Tinggi (1), dan Klinik (1).
“Dengan adanya sistem, perbaikan dan percepatan ini diharapkan ada perkembangan dan perbaikan, ini yang dimaksud dakwah monumental. Mari kita benahi bersama, melalui peningkatan kualitas persyarikatan dan amal usaha secara berkesinambungan. Untuk kedepan, kita siap untuk membuatkan peta dakwah secara lengkap, maka sinergi antar pimpinan cabang akan terjalin dan terlaksana dengan baik,” tutupnya.