Baru Dilantik, Inilah Struktur IMM Pasuruan Raya Yang Baru – Laporan kontributor sinarmu.co
Sinarmu.co – Jum’at, 9 September 2022 menjadi hari yang sangat penting bagi Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Pasuruan Raya (PC IMM). Pasalnya, pada hari itu, PC IMM Pasuruan Raya resmi dilantik oleh DPD IMM Jawa Timur di hadapan Bupati Pasuruan dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah, Aisyiyah, Ortom Kabupaten dan Kota Pasuruan.
Untuk pertama kalinya, IMM Pasuruan Raya melangsungkan pelantikan di Gedung Serba Guna Hayam Wuruk Pemerintah Kabupaten Pasuruan. Prosesi pelantikan yang dipimpin oleh Ketua Bidang Orgainsasi DPD IMM Jawa Timur itu berlangsung dengan khidmat. Para pimpinan terdengar lantang mengumandangkan ikrar dan kesiapannya mengemban amanah selama satu tahun mendatang.
Struktur PC IMM Pasuruan Raya 2022-2023
Sebelas orang pimpinan resmi dilantik dan mengisi struktur PC IMM Pasuruan Raya periode 2022-2023. Berikut ini adalah struktur selengkapnya, sebagaimana tertuang dalam SK DPD IMM Jawa Timur nomor : X /A-1/XIII/2022.
Ketua Umum : Himamul Faa’iq
Ketua Bidang Organisasi : Amri Rahmadani
Ketua Bidang Kader : M. Arif Yanuar
Ketua Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan : Aysha Vio FHC Islamwell
Ketua Bidang Immawati : Nuri Maulidyah
Sekretaris Umum : Syafira Fuadiba
Sekretaris Bidang Organisasi : Faisal Amin
Sekretaris Bidang Kader : Sofia Nur Safitri
Sekretaris Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan : Indra Puspita Sari
Sekretaris Bidang Immawati : Hatija Laa
Bendahara : Aisyah Sukmafani
Anggota Bidang Immawati : Usywatul Khusnah
DPD IMM Jatim : IMM Pasuruan Raya Harus Melalui 4 Fase Ini
Kepada kesebelas pimpinan yang dilantik tersebut, Firdaus Suudi, Ketua DPD IMM Jawa Timur yang hadir bersama rombongan, dalam sambutannya menjelaskan 4 fase yang dilalui oleh organisatoris hebat. Ia mengatakan bahwa setiap organisatoris yang baik dan sukses akan mengalami empat fase tersebut.
Pertama musta’mal (orang yang terpakai). “Teman-teman jika diberi tugas hendaknya senang, gembira, karena tidak semua orang diberi tugas, tidak semua orang diberi amanah. Tidak semua bisa terpilih menjadi pimpinan cabang. Artinya tidak semua orang terpakai,” ucap Firdaus.
Jika kita sudah terpakai sebagaimana di fase pertama, maka jangan sia-siakan kesempatan ini untuk menuju fase berikutnya, yaitu menjadi mukhtar (diakui). “Banyak orang yang dipakai tapi tidak diakui, Wujuduhu ka adamihi, adanya dia seperti tidak adanya, sama saja, tidak diakui keberadaannya,” jelas orang nomor satu di IMM Jatim itu. Maka setelah menjadi musta’mal harus menjadi mukhtar keberadaannya harus ada, diakui.
Setelah dipakai dan diakui, maka fase yang ketiga adalah mukhtabar (diperhitungkan). Menurutnya, terkadang orang sudah menjadi pimpinan, sudah diakui keberadaannya, namun tidak diperhitungkan di kemudian hari. Maka pimpinan semua perlu berupaya, berusaha agar menjadi organisatoris yang diperhitungkan.
Setelah menjadi diperhitungkan, maka barulah bisa masuk ke fase yang terakhir, yaitu muhtarom (dihormati). Firdaus menyebutkan, sebagaimana ayahanda Muhammadiyah, ibunda Aisyiyah dan Bupati Pasuruan saat ini. Diminta atau tidak, keberadaan beliau selalu dihormati oleh orang lain. “Mereka segan, menghormati beliau-beliau ini yang sudah berproses dari nol, sehingga hari ini beliau menjadi muhtarom,” tutur Firdaus.
Semua itu, menurutnya, dinilai dari pergerakan nyata, pergerakan yang membawa perubahan, yang selama ini mereka kerjakan dan mereka perjuangkan. Tidak hanya sebatas bergerak, namun pergerakan yang menggerakkan. Bukan hanya berjuang, namun berjuang yang bisa memperjuangkan. Begitu pula hidup, tak hanya sekadar hidup, namun hidup yang bisa menghidupi. efha