Selamatkan Bumi, Bertindak Lokal Berwawasan Global. Rangkuman Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Pasuruan.
Sinarmu.co – Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kabupaten Pasuruan sukses mengemas Baitul Arqam Dasar (BAD) dengan konsep lebih ramah lingkungan. Konsep tersebut adalah dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
Hal tersebut berangkat dari kenyataan bahwa sampah berbahan plastik adalah salah satu faktor terjadinya krisis iklim berupa kenaikan suhu bumi. Plastik, baru bisa terurai oleh alam dalam jangka waktu ratusan bahkan ribuan tahun lamanya.
Data Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memaparkan bahwa total jumlah sampah Indonesia di 2019 akan mencapai 68 juta ton, dan sampah plastik diperkirakan akan mencapai 9,52 juta ton. Selain itu, hasil penelitian Jeena Jambeck pada tahun 2015 menyatakan bahwa Indonesia berada di peringkat kedua dunia penghasil sampah plastik ke laut yang mencapai sebesar 187,2 juta ton.
Berdasarkan fakta mencengangkan tersebut, maka sudah saatnya kita merubah pola pikir dan perilaku sehari-hari kita yang berkaitan dengan plastik demi kehidupan yang lebih ramah lingkungan.
Bagaimana caranya? Simak beberapa tips mengurangi sampah plastik dalam kegiatan-kegiatan bersama, yang dikumpulkan redaksi sinarmu dari Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Pasuruan berikut ini.
Botol Tumbler
Penggunaan botol air minum yang bisa digunakan berulang-ulang dapat mengurangi sampah plastik yang berasal dari air minum dalam kemasan sekali pakai (gelas dan botol).
Panitia acara bisa mewajibkan peserta hadir dengan membawa botol minum sendiri. Atau memfasilitasi mereka dengan membagikan tumbler secara gratis.
Selama acara berlangsung, panitia menyediakan air minum dalam galon lengkap dengan pompanya di beberapa tempat yang terjangkau oleh peserta untuk mengisi ulang tumblernya. Jika rata-rata kebutuhan air minum seseorang dewasa adalah 1.5 sampai 2 liter per hari, maka satu galon (kapasitas 19 liter) dapat mencukupi kebutuhan sekitar 10 orang per hari.
Dengan hitungan tersebut panitia bisa memperkirakan berapa jumlah galon yang harus disediakan sesuai dengan jumlah peserta.
Kembali Ke Jajanan Tradisional
Hidangan makanan ringan saat ini banyak yang menggunakan kemasan plastik. Roti misalnya, banyak dihidangkan dalam acara-acara karena terkesan lebih ‘pantas’ dan lebih kekinian. Namun kebanyakan, roti dikemas dalam plastik sekali pakai.
Berbeda dengan makanan tradisional, sebut saja kacang rebus, nagasari, lepet, singkong rebus, ketela rebus dan lainnya, dapat dihidangkan langsung diatas piring. Selain minim penggunaan plastik sekali pakai, makanan tersebut tentunya terhitung lebih sehat dan ekonomis.
Tas Belanja
Saat melakukan pengadaan barang atau belanja, bawalah tas belanja yang bisa digunakan kembali. Tas tersebut biasanya terbuat dari bahan kain, tali, anyaman atau bahan lainnya.
Memang tidak mudah dalam praktiknya, terkadang kita lupa untuk membawanya. Menaruh tas belanja di kendaraan pribadi masing-masing bisa mengatasi masalah tersebut. Sehingga jika bepergian dengan kendaraan, kita sudah siap membawa tas belanja sendiri.
Piring dan Gelas
Konsumsi peserta; sarapan, makan siang dan makan malam dalam sebuah acara juga tak luput dari penggunaan plastik. Biasanya panitia berpikir praktis dengan memesan nasi bungkus, nasi kotak hingga kemasan stereofoam.
Nasi bungkus menggunakan kertas minyak yang mengandung plastik. Nasi kotak juga menggunakan plastik untuk sekat makanannya, stereofoam juga demikian bahannya.
Mengatasi hal tersebut, bisa dengan makanan prasmanan atau semi-prasmanan. Dalam konsep ini, panitia menyediakan peralatan piring, sendok dan garpu. Panitia bisa menyiapkan per porsi dalam piring, atau peserta mengambil dengan bebas. Urusan minum, panitia bisa menyediakan air dalam teko, serta menyediakan gelas sejumlah peserta.
Tantangan dalam konsep ini adalah urusan mencuci piring dan gelas. Pasti panitia pusing memikirkan tumpukan piring dan gelas yang sudah kotor. Tapi tenang, dengan mengusung tema kedewasaan dan kemandirian, panitia bisa mengkampanyekan kepada peserta untuk mencuci piring dan gelasnya masing-masing.
Konsep Minyak Wangi
Dimanapun minyak wangi berada ia akan mengharumkan sekitarnya. Konsep tersebut bisa juga kita adopsi dalam hal kebersihan. Sebagai manusia yang mencintai kebersihan, dimanapun kita berada kita harus membuat tempat tersebut menjadi lebih bersih.
Dalam kegiatan-kegiatan bersama, penyelenggara harus terus mengajak dan mengingatkan peserta untuk memungut sampah yang terlihat ada di sekitar, kemudian membuangnya ke tempat sampah.
Untuk memberikan semangat lebih, panitia bisa memberikan penghargaan kepada peserta yang aktif dalam hal kebersihan. Dengan begitu, suasana yang bersih dan kenyamanan bersama akan terus tecipta selama acara berlangsung.
Demikian beberapa tips untuk mengurangi sampah plastik, lebih khusus dalam sebuah kegiatan atau acara bersama yang dikutip dari Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Pasuruan.
“Bertindak lokal, berwawasan global” melakukan hal-hal kecil namun berdampak besar terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup. Begitulah moto dalam menerapkan kehidupan yang lebih ramah terhadap lingkungan. Efha
Selamatkan Bumi Selamatkan Bumi