Berita

Safari Ramadan Kelima, Iman Sebagai Kunci Hidup

Safari Ramadan Kelima, Iman Sebagai Kunci Hidup

Safari Ramadan Kelima, Iman Sebagai Kunci Hidup – Kajian qabla ifthar oleh Ashadi, M.Pd.I., Majelis Tablih PDM Kabupaten Pasuruan. Rangkuman kontributor sinarmu.co.


Sinarmu.co – Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Pasuruan melakukan Turba kelimanya (23/4). Bersama dengan Aisyiyah, Majelis Tabligh dan Angkatan Muda Muhammadiyah, mereka berkunjung ke Masjid Al-Imam Kasurejo, Beji.

Ketua PDM, Mohammad Aufin, M.M. dalam sambutannya menjelaskan bahwa agenda Turba ini adalah warisan baik dari pimpinan sebelum-sebelumnya. Ia menilai kegiatan seperti ini harus selalu ada untuk menyapa dan mengetahui keadaan pimpinan di cabang-ranting.

Senada dengan itu, Ketua PD Aisyiyah, Ifani, S.Pd. mengatakan bahwa kegiatan Aisyiyah selama Ramadan ini mengikuti Muhammadiyah. “Kemana Muhammadiyah pergi, di situlah Aisyiyah membersamai. Hingga di masjid yang kelima ini, alhamdulillah kami bisa hadir,” tutur Ifani.

Baca juga: 5 Ciri Orang Muhammadiyah, Nomor 3 Bisa Membuat Panjang Umur

Ia menyampaikan program beasiswa Aisyiyah bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Ifani mengatakan bahwa Aisyiyah sudah mengirim lima anak untuk kuliah jurusan PAUD di UMSIDA.

“Harapannya adalah PAUD dan TK di Kabupaten Pasuruan, termasuk di Beji ke depannya bisa lebih maju. Sehingga nantinya tidak ada itu yang lapor kekurangan peserta didik, karena lembaganya maju dan membanggakan,” pungkas Ifani.

Tausiah | Iman Sebagai Kunci Hidup

Majelis Tabligh melalui Ustad Ashadi, M.Pd. menyampaikan kajian bertemakan iman sebagai kunci hidup orang Islam. Ia memulai dengan sebuah kisah tentang kesetiaan seekor anjing kepada tuannya.

Suatu saat majikannya yang seorang duta besar harus pergi ke luar negeri. Ia berencana mengajak anjingya, namun terkendala izin di bandara. Sehingga ia meninggalkan anjingnya itu di sana selama beberapa hari.

Anjing tersebut antusias memperhatikan satu demi satu orang yang turun dari pesawat, berharap itu majikannya. Ia tetap setia menanti, hingga hari ketiga dan majikannya pun akhirnya datang. Begitu senang, ia mendekap majikannya itu.

“Bayangkan, itu adalah hewan yang begitu setia pada majikannya hanya karena makanan dan minuman,” ucap Ustad Ashadi. Lantas bagaimana dengan kita yang telah begitu banyak menerima nikmat dari Allah SWT? Adakah kita selalu setia dan mengabdi kepada Allah? Jama’ah masjid yang mendengar pun terdiam merenung.

Nikmat Terbesar

Ada satu nikmat terbesar yang Allah berikan kepada kita, yaitu keimanan. Kalimat panggilan untuk orang beriman “yaa ayyuha lladzina aamanu” mengutip pendapat UAH, termaktub di Alquran sebanyak 195 kali. Ini menunjukkan betapa pentingnya kita memiliki keimanan.

Dalam satu hadits tentang iman, disebutkan, iman adalah tashdiqu bil qolbi (membenarkan dalam hati), qoulu bil lisan (mengikrarkan dengan lisan) dan af’alu bil arkaan (mengerjakan dengan tindakan). Maka keimanan artinya kesatuan antara hati, ucapan dan tindakan.

“Jika hati membenarkan A, maka ucapan harus juga A, tindakannya pun juga mencerminkan A. Sebagai contoh, orang yang ke masjid melaksanakan salat, tapi kemudian pulangnya mencuri sandal, itu tidak selaras hati, ucapan dan tindakannya,” jelasnya.

Jika kita tarik pada problematika kebangsaan hari ini, semisal marak terjadinya korupsi di sebuah instansi. Seseorang yang telah ‘mengakali’ anggaran dan selamat dari inspektorat, kemudian melakukan syukuran. Mendatangkan anak yatim, memberikan santunan, memberikan bantuan untuk masjid.

“Yang demikian ini, tidak terdapat nilai kejujuran saat ia bekerja atau mengabdi. Maka penting bagi kita untuk memelihara keimanan, menyatukan antara hati, ucapan dan tindakan,” pungkasnya. (efha)


About Author

Achmad Fuad Hasyim

Achmad Fuad Hasyim, pemuda kelahiran Pasuruan tahun '94, saat ini menjabat sebagai Ketua LIK PDM dan Ketua PDPM Kabupaten Pasuruan. Ia merupakan salah satu founder SinarMu.co

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *