Pembuatan Tools dan Penerapan K3 Jadi Fokus PMM Kelompok 63 di SMKN 1 Ampelgading
Sinarmu.co – Program Pembelajaran Mandiri (PMM) mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) gelombang 6 kelompok 63 menargetkan SMKN 1 Ampelgading sebagai mitra program.
Kelompok 6 yang terdiri dari (1) Muhammad Ilham Maulidan Syahputra (2) Andhika Satria Bimantara (3) Muhammad Habib Athallah dan (4) Galih Kusuma Putra berharap dapat meningkatkan keterampilan masyarakat utamanya di sektor industri.
“Program ini merupakan inisiatif pendidikan yang inovatif. PMM kali ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan masyarakat, terutama di sektor industri,” ucap Andhika.
Ia menambahkan, bahwa salah satu fokus utama dari program yang berlangsung mulai tanggal 18 Juli hingga 19 Agustus 2024 itu adalah pembuatan tools (alat) dan penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang sangat penting bagi keselamatan para pekerja.
Berikut laporan selengkapnya terkait dengan PMM gelombang 6 kelompok 63 di SMKN 1 Ampelgading.
Pembuatan Tools
Dalam program PMM, pembuatan tools menjadi bagian integral yang tidak hanya mengajarkan teknik dan keterampilan praktis, tetapi juga mendorong kreativitas dan inovasi. Peserta dilatih untuk merancang dan memproduksi alat-alat yang dibutuhkan dalam berbagai industri. Alat yang dihasilkan tidak hanya berfungsi untuk meningkatkan produktivitas, tetapi juga dirancang dengan memperhatikan aspek keselamatan kerja, sehingga dapat meminimalisir risiko kecelakaan.
Penekanan pada pemilihan bahan yang aman dan teknik pembuatan yang sesuai dengan standar K3 menjadi fokus utama. Misalnya, alat-alat yang dibuat harus memiliki pegangan yang ergonomis, material yang tidak berbahaya, serta fitur keselamatan lainnya. Dengan demikian, peserta tidak hanya belajar membuat alat, tetapi juga memahami pentingnya keselamatan dalam proses produksi.
Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Aspek K3 dalam program PMM di Ampelgading menjadi landasan dalam setiap kegiatan yang dilakukan. Penerapan K3 tidak hanya dilakukan pada saat pembuatan tools, tetapi juga dalam seluruh proses pembelajaran. Peserta diajarkan tentang pentingnya penggunaan alat pelindung diri (APD), pemahaman terhadap bahaya di lingkungan kerja, serta prosedur darurat yang harus diikuti jika terjadi kecelakaan.
Program ini juga melibatkan simulasi dan praktik langsung, di mana peserta dapat merasakan situasi nyata dalam lingkungan kerja. Dengan demikian, mereka dapat belajar bagaimana mengidentifikasi potensi bahaya dan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat.
Manfaat Program
Program PMM di Ampelgading memberikan banyak manfaat, baik bagi peserta maupun masyarakat sekitar. Peserta tidak hanya memperoleh keterampilan teknis, tetapi juga kesadaran akan pentingnya K3. Hal ini diharapkan dapat menciptakan budaya kerja yang lebih aman dan produktif di lingkungan industri.
Selain itu, pembuatan alat yang inovatif dapat mendukung perkembangan industri lokal, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi ketergantungan pada alat impor. Dengan demikian, program ini berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Kesimpulan
Program PMM di Ampelgading yang berfokus pada pembuatan tools dan penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan langkah positif menuju peningkatan kualitas pendidikan dan keterampilan masyarakat. Dengan mengedepankan keselamatan dalam setiap aspek, program ini tidak hanya membekali peserta dengan keterampilan praktis, tetapi juga membangun kesadaran yang lebih besar mengenai pentingnya keselamatan kerja. Melalui program ini, diharapkan akan lahir generasi pekerja yang tidak hanya terampil, tetapi juga sadar akan keselamatan dan kesehatan di tempat kerja.