PCM dan PCA se-Kabupaten Pasuruan Dikukuhkan Di Pendopo – Laporan kontributor sinarmu.co
Sinarmu.co – Seluruh Pimpinan Cabang Muhammadiyah dan Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah seluruh Kabupaten Pasuruan dikukuhkan kemarin, Minggu (26/11). Agenda tersebut berlangsung di pendopo Pasuruan Nyawiji Ngesthi Wenganing Gusthi sejak pagi.
Pengukuhan tersebut menjadi satu rangkaian kegiatan peringatan milad Muhammadiyah yang ke seratus sebelas tahun. Hadir dalam agenda tersebut Penjabat Bupati Pasuruan, Andriyanto bersama dengan jajaran Forkopimda, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syafiq A. Mughni, jajaran Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Kabupaten Pasuruan.
Menurut Achmad Samsoni, Ketua PDM Kabupaten Pasuruan lima belas PCM dan PCA hadir pada hari itu untuk dikukuhkan. Di antaranya Pandaan, Prigen, Sukorejo, Gempol, Bangil, Beji, Kraton, Lekok, Grati, Gondangwetan dan Winongan. Selain itu Purwosari, Purwodadi, Tosari dan yang baru terbentuk PCM Wonorejo.
Ia melanjutkan bahwa pada akhir tahun ini hingga awal tahun Januari, pihaknya bersama dengan Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) akan bekerja keras menambah jumlah Cabang. Di antara yang sudah bersiap adalah Tutur dan Rembang. Dalam sambutannya di hadapan PJ Bupati ia menargetkan akan membentuk dua puluh Cabang Muhammadiyah.
Hal itu sebagai bentuk upaya peran nyata Muhammadiyah dalam memajukan Indonesia khususnya Kabupaten Pasuruan. Tentunya dengan kegiatan-kegiatan pencerahan yang selalu bersinergi dengan Pemerintah dan organisasi lain.
PCM dan PCA dikukuhkan, Andriyanto Berpesan Agar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Terus Berkontribusi Untuk Masyarakat
Menyambut itu, PJ Bupati Pasuruan Andriyanto mendukung pendirian Cabang Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di seluruh Kecamatan yang ada di Kabupaten Pasuruan. Baginya Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah tidak perlu diragukan perannya dalam membangun Indonesia.
Ia berpesan agar Muhammadiyah terus berkontribusi di tengah masyarakat Kabupaten Pasuruan. Terlebih, ia melanjutkan, saat ini dunia telah memasuki era digital yang terus berkembang. Baginya, kunci dari keberhasilan dalam perkembangan dunia saat ini adalah belajar terbiasa menjadi inovatif.
“Muhammadiyah harus lebih berkontribusi dalam pembangunan. Juga dapat meunjukkan peran dan kerja nyata kita di masyarakat. Maka kita harus terus memacu diri dan lebih adaptif dengan teknologi digital. Jangan sampai ketinggalan. Yang membedakan antara revolusi digital 4.0 dengan 5.0 adalah bagaimana kita memanfaatkan digital, media sosial untuk kemaslahatan umat. Itu kata kuncinya,” tegasnya.