Berita

Milad ke-59, Kajian Reboan Ranting Muhammadiyah Arjosari

Milad ke-59, Kajian Reboan Ranting Muhammadiyah Arjosari

Milad ke-59, Kajian Reboan Ranting Muhammadiyah Arjosari. Liputan Achmad Fuad Hasyim kontributor sinarmu.co.


Sinarmu.coPimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Arjosari Besuki, Kejapanan, Kecamatan Gempol sukses menggelar kajian Reboan, Rabu (2/6/2021). Kajian tersebut mendatangkan pembicara Bendahara Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, Sukadiono.

Kajian yang telah berjalan istiqomah selama setengah abad lebih ini digelar secara luring di masjid Intishorul Islam, Kejapanan, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Panitia memulai kajian tersebut pukul 20.00 WIB dan berjalan tuntas dalam satu setengah jam.

Bahrul Ulum, Ketua Takmir Masjid Intishorul Islam menjelaskan, kajian reboan sudah berumur 59 tahun, sudah melewati setengah abad. “Kajian ini dirintis oleh para pendahulu kita, generasi terbaik dari yang ada disini. Semangat beliau-beliau sangat luar biasa. Karena tantangan berdakwah saat itu bukan hanya dari keluarga, namun juga masyarakat dan kondisi bangsa” terang Ulum.

“Tantangannya secara psikis dan juga fisik dalam mendirikan Muhammadiyah ketika itu. Perjuangan-perjuangan beliau patut kita renungkan dan teladani. Semoga Allah memberi rahmat dan hidayah kepada kita semua” tutup Ulum.

Di kesempatan yang lain, Mohammad Aufin Ketua PDM Kabupaten Pasuruan, mengucapkan selamat atas terselenggaranya kajian ini. Ia mengatakan bahwa PCM Gempol adalah salah satu cabang yang sangat potensial dan harus dijaga. Terutama syi’ar dakwah seperti kajian pada malam hari ini. “Mudah-mudahan jama’ah persyarikatan ini semakin tercerahkan” tuturnya.

Bahrul Ulum, M.Pd. (kiri), Dr. Mohammad Aufin (tengah), Randi Saputra Kepala Desa Kejapanan (kanan), saat memberikan sambutan. Foto : Efha.

Sebelum kajian dimulai, sambutan pamungkas disampaikan oleh Kepala Desa Kejapanan, Randi Saputra. Di depan warga desanya, ia menyampaikan permohonan maaf apabila selama memimpin dalam satu tahun lebih ini ada kekurangan. Ia meminta masukan-masukan yang membangun dari warga Desa Kejapanan.

“Orang Beriman : Saling Memaafkan”

Mengawali kajiannya, Sukadiono menyampaikan cukup terkejut dengan kehadiran jama’ah yang sangat antusias mengikuti kajian. “Biasanya undangan kajian di ranting jama’ahnya dua puluh orang, paling banyak lima puluh, namun disini jumlah jama’ahnya luar biasa banyak,” kata Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya itu.

Sukadiono menjelaskan, salah satu ciri seorang mukmin yang tertuang dalam surat Ali Imron ayat 134 adalah mereka saling memaafkan. Wal ‘aafiina ‘aninnaas. Maaf itu sendiri memiliki beberapa level. Pertama, Al-‘Affwu yaitu memaafkan orang lain, namun belum bisa melupakan kesalahan orang tersebut, masih diungkit atau masih bersemayam di dalam hatinya.

Kedua, At-Takfiir yaitu menutup kesalahan orang lain. Ia menggambarkan kesalahan orang lain adalah tinta pena di atas kertas, kemudian ditutup dengan stipo. Terakhir level paling tinggi dan utama adalah As-Shoffu yaitu kelapangan hati dalam memaafkan orang lain. Dalam level ini, manusia tidak hanya memaafkan, namun juga melapangkan hati, melupakan kesalahan orang lain.

Ia menyampaikan ada dua hal yang harus diingat dan dua hal yang harus dilupakan oleh manusia. Dua hal yang harus selalu diingat adalah kebaikan orang lain kepada kita dan kesalahan kita kepada orang lain. Sedangkan yang harus dilupakan adalah kebaikan kita kepada orang lain dan kesalahan orang lain kepada kita.

“Meneladani Pemikiran KH. Ahmad Dahlan”

Sukadiono mengatakan, inti dari organisasi adalah manajemen, sedangkan inti dari manajemen adalah kepemimpinan. Inti dari kepemimpinan adalah komunikasi, dan inti dari komunikasi adalah kelapangan hati.

Dalam kaitannya dengan komunikasi, perlu diketahui bahwa komunikasi memiliki dua aspek, yaitu berbicara dan mendengar. “Biasanya kita membahas komunikasi, maka kita anggap hanya kita yang berbicara, padahal ada mendengar di dalamnya” terang Sekretaris Dewan Pertimbangan MUI Jawa Timur itu.

Kata mendengar dalam Bahasa Inggris ada to hear dan to listen. Dalam Basaha Arab ada isma’u dan istami’u. Atau dalam Bahasa Jawa, ada krungu dan ngerungokne. Perbedaannya adalah, to hear, isma’u dan krungu bermakna hanya dengar saja. Istilah populernya, masuk ke telinga kanan dan bisa jadi kemudian keluar dari telinga sebelah kiri.

Sedangkan istami’u, to listen dan ngerungokne adalah mendengar dengan seksama dimasukkan ke dalam hati, kemudian dengan itu, barulah manusia dapat berbicara dengan hati-hati. Komunikasi yang seperti itulah yang dilakukan Ahmad Dahlan sepulang dari Makkah. Ia tak hanya banyak melakukan perubahan-perubahan, namun juga membangun komunikasi, relasi dan memperbanyak pengetahuan.

“Kunci dalam memperkuat organisasi, memperkuat Muhammadiyah di tataran level mana pun, adalah jangan segan-segan menjalin hubungan dengan orang lain dan jangan segan dalam melakukan komunikasi yang baik” tegas Sukadiono.

Dengan komunikasi yang baik itulah Muhammadiyah hingga kini masih eksis dan dapat berkembang pesat. Bahkan visinya sudah jauh, terbaru, adalah internasionalisasi Muhammadiyah. Di Cairo, Mesir, Cabang Istimewa Muhammadiyah telah membeli satu lantai apartemen kemudian mendirikan TK Aisyiyah Busthanul Athfal.

Kemudian Cabang Istimewa Muhammadiyah di Malaysia, akan segera mendirikan Universitas Muhammadiyah yang akan menjadi Universitas Muhammadiyah pertama yang berdiri di luar negeri. Begitu juga di Melbourne, telah membeli tanah dengan luas 10 hektar. Dan di Cabang Istimewa yang lain, Muhammadiyah telah berkembang pesat.

Dalam praktiknya, berdakwah dan ber-Muhammadiyah pasti akan selalu ada resistensi. Maka perlu adanya perumusan strategi-strategi khusus dalam berdakwah, sesuai dengan situasi dan kondisi di masing-masing daerah.

Sukadiono juga menyinggung perihal pemahaman kebangsaan Muhammadiyah, memperingati hari lahir Pancasila (1/6/2021). “Jangan ajari Muhammadiyah tentang NKRI, jangan pula Pancasila, karena salah satu pencetus dari berdirinya NKRI dan keberadaan Pancasila itu sendiri adalah Ketua Muhammadiyah kala itu, Ki Bagus Hadikusumo,” tegas Sukadiono.

Terakhir, ia menyampaikan mewakili PWM Jawa Timur, bahwa PWM akan selalu mendukung penuh dan memberikan bantuan sesuai dengan kemampuan kepada Muhammadiyah di Kabupaten Pasuruan. Kajian kemudian ditutup dengan doa dan diamini seluruh jama’ah.

Kontributor : Ehfa


Kajian Reboan Ranting Muhammadiyah Arjosari

About Author

sinarmu

Sinarmu.co | Mencerahkan semesta

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *