Berita

Khutbah, di Kelompok Manakah Kita? Hearing or Listening?

Khutbah, di Kelompok Manakah Kita? Hearing or Listening?

Sinarmu.co – Jum’at merupakan hari yang istimewa bagi Umat Islam. Perjalanan Panjang tentang histori penamaan hari Jum’at menjadi pembahasan yang seru di antara para ulama. Mengapa Jum’at? Bukan sittah? Padahal hari lain menyerap nama bilangan.

Tak jauh beda dengan pertanyaan di atas, penulis juga ingin bertanya kepada pembaca sekalian, apa beda antara fa’ala dengan ‘amala?

Tentu! Ini pembahasan yang sangat menarik, karena pada dasarnya setiap kata yang tercipta dalam Al-Quran merupakan bayan atau keterangan yang indah untuk dilantunkan maupun didengarkan.

Selama ini Jum’at yang kita lalui mungkin kita habiskan dengan banyak drama layaknya Drama Korea. Ada yang menunggu khutbah kedua baru bergegas. Pun ada juga yang menunggu rakaat kedua untuk memenuhi panggilan istimewa dari Yang Maha Kuasa, ironi? Iya, tapi alhamdulillah ia masih menyempatkan untuk memenuhi panggilan tersebut.

Ada pula yang dengan santainya duduk di pojok belakang dan menutupi wajahnya dengan topi sembari sesekali mendengkur. Masyaallah, itu sungguh nikmat bukan? Bahkan, Jum’at yang salah satu esensinya adalah khutbah terkacangi begitu saja. Setidaknya saya ingin memastikan bahwa sikap-sikap di atas bukanlah sikap orang yang membaca tulisan ini. Tapi jika memang salah satu pelakunya adalah anda yang membaca, tolong jangan dendam kepada penulis. Hehehe

Banyak sekali yang menganggap bahwa khutbah sangatlah membosankan dan itu terlalu sia-sia. Toh, ‘ocehan’ khotib pun juga sama setiap Jum’at-nya:

“Marilah kita meningkatkan takwa kita kepada Allah Swt.”

Seakan-akan kita sudah memahami isi khutbah tersebut, luar Biasa. Padahal bukan itu, Allah bukan hanya berharap anda faham lalu anda mengabaikan. Sungguh ada pesan luar biasa mengapa Allah menjadikan perintah takwa sebagai rukun khutbah.

Hearing or Listening Khutbah?

Lebih mengerucut lagi selama ini ketika khotib menyampaikan khutbah, kita termasuk golongan yang mana? Hearing atau listening?

Ah itu pertanyaan tidak penting bagi sebagian orang, apa beda hearing dengan listening? Tentu beda. Bahkan hal remeh semacam ini jika kita remehkan, kita akan rugi.

Oke, saya mencoba pertanyaan tersebut dengan Bahasa Indonesia.

Baca juga: SMP MUGA Pandaan Harumkan Nama Muhammadiyah di Kapolres Cup 2022

Apakah ketika khotib menyampaikan khutbah kita sekedar mendengar atau menyimaknya dengan seksama?

That’s the point, banyak sekali orang mendengarkan bahkan secara tidak sengaja, tetapi apakah setiap yang mendengarkan itu juga menyimak? No, Brother. Seseorang yang menyimak ia pasti mendengar, tapi orang yang mendengar belum tentu ia menyimak. Inilah permasalahan kita di Negeri Wakanda ini, khususnya menjadi muslim milenial.

Bukan tentang kenapa pengulangan perintah takwa, tetapi tentang sebesar apa antusiasme kita untuk menyimak khutbah, bukan sekedar mendengar. Sesekali mungkin masih bisa dimaklumi, tapi jika setiap Jum’at kita memenuhi panggilan Yang Maha Kuasa itu dengan banyak drama, malu nggak sih sama ‘yang punya hidup?’

Simak: Obrolan Santai Bersama Paskibra Asal Pasuruan, Hafiz

Kuy-lah, mulai Jum’at ini dan yang akan datang, sengantuk apapun, secapek apapun, simaklah khutbah tersebut, toh itu buat kita sendiri, Allah mah nggak butuh ibadah kita. ‘Yakali’ kita ibadah terus menambah kekuasaan Allah. Kita se-dunia kafir saja, sama sekali tidak mengurangi kekuasan Allah Swt.

So, belajar untuk berlomba-lomba mengisi shaf depan, andaikata nanti sudah niat menyimak khutbah tetapi di tengah jalan kita tertidur, setidaknya ada niat dan usaha yang sudah kita lakukan.

Thanks buat yang sudah membaca, semoga bermanfaat.

Penulis: M. Rafi Ardiansyah (Mahasiswa Studi Hadits Universitas Islam Negeri Surabaya)

About Author

Muhammad Rafi Ardiansyah

Seseorang yang punya hoby Desain Grafis dan Fotografi, lahir pada tahun 2002 dalam proses Pendidikan Strata 1 Ilmu Hadis Uinsa. Menjabat sebagai Anggota LIK PDM Kabupaten Pasuruan.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *