Sinarmu.co – Para seniman “Muhammadiyah” dipertemukan dalam “ruang” workshop pada Ahad, 19/6/2022. Berlokasi di Gedung Dakwah Muhammadiyah Raci-Bangil, seminar bervisi misi mereformasi lagu anak tersebut, berlangsung meriah.
Seminar bertema Cipta Lagu Anak Edukatif itu, menjadikan guru Paud, Taman Kanak-kanak, Aisyiyah dan Sekolah Dasar Muhammadiyah se-Kabupaten Pasuruan, sebagai peserta utama. Dengan tujuan, agar para guru tingkatan Paud, TK dan SD, mampu mengkreasikan, mencipta, menganalisis lagu-lagu anak, agar memiliki esensi edukatif. Sehingga anak-anak mampu menyerap stimulus lagu, yang memiliki “nilai”.
Dalam sambutannya, seniman terkenal Muhammadiyah, Badrie, mengatakan, “Biasanya kita hanya tahu lagunya, tanpa tahu siapa kreator atau penciptanya, bagaimana proses pembuatan lagu, apa saja unsur yang harus masuk dalam pembuatan lagu, dan sebagainya. Maka, melalui acara ini, kita nanti akan belajar banyak dan terkejut. Karena ternyata ada yang salah pada lagu anak-anak, yang biasa kita nyanyikan dan ajarkan pada anak,” ujar Badrie, Ketua Pelaksana.
“Gagasan itu merupakan bagian dari rezeki yang luar biasa. Seperti sekarang ini, biasanya seni itu dilupakan. Namun Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Pasuruan, langsung acc (accepting/menerima usulan adanya workshop cipta lagu),” imbuh seniman itu, penuh bangga.
SENI DAN SENIMAN
Tak ingin ketinggalan, Moh. Aufin, M.M, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kab. Pasuruan, turut menyuarakan pendapatnya terkait seni dan seniman. Moh. Aufin, M.M dalam sambutannya menyatakan bahwa, apabila berbicara masa depan, maka berbicara tentang dua hal. Salah satunya adalah adanya sumber daya manusia sebagai yang utama. Termasuk (sdm) para seniman.
“Terbentuknya LSBO, merupakan bentuk kepedulian Muhammadiyah terhadap seniman Indonesia. Melalui workshop ini, guru Paud, TK, dan SD akan di-recharge untuk membuat lagu anak-anak edukatif,” ungkap Ketua PDM Kab. Pasuruan tersebut.
Ia juga menambahkan bahwa, unsur kedua masa depan adalah kesiapan lembaga dalam mewadahi sumber daya manusia. “Anak-anak, merupakan sumber daya manusia masa depan yang harus disiapkan,” imbuhnya ringkas.
Drs. Jabrohim, M.M, Ketua LSBO PP Muhammadiyah, yang turut serta menyaksikan momen luar biasa pada seminar Cipta Lagu Anak Edukatif tersebut juga menyatakan pendapatnya seputar “seni” di Muhammadiyah.
Hal yang menarik ketika Ketua LSBO PP Muhammadiyah tersebut juga menyatakan bahwa Muhammadiyah itu harus dikritik. “Sekali-kali kritiklah Muhammadiyah, jangan terus memuji-muji. Bagaimana Muhammadiyah bisa maju kalau tidak ada autokritik di Muhammadiyah. Terutama dalam hal seni yang sering dilupakan,” ujar Drs. Jabrohim, M.M., tegas.
Baca Juga: Ini Dia Para Penerus Tampuk Pimpinan IMM Pasuruan Raya
“Dakwah itu tidak melulu harus dengan ceramah, tapi saya berharap bisa berdiri sanggar dan langgar. Pesantren yang bisa ngurus kesenian dan belajar agama,” tuturnya tegas. Ia juga mengatakan, bahwa Muhammadiyah kurang memiliki perhatian serius di kesenian. Sehingga banyak mereka (seniman hebat) yang lari akibat tidak “diurus” oleh lembaganya.
Pada sesi akhir sambutan, Sang pengarang buku “99 Berkhidmat di Kesenian mengungkapkan harapannya kedepan. “Jadilah seniman yang tahu, paham dan memperhatikan agama. Apa yang dilarang dan apa yang diperintahkan,” tutupnya.
Ketua LSBO PP Muhammadiyah itu tidak hanya mengungkapkan keresahannya, namun juga meluahkan rasa bangga kepada Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kab. Pasuruan karena telah menerima berlangsungnya workshop seputar kesenian dan kebudayaan. LSBO PP Muhammadiyah menyerahkan buku “99 Berkhidmat di Kesenian” dan Disk Player berisi lagu anak-anak kepada PDM Kab. Pasuruan, sebagai buah tangan.
Setelah aneka sambutan telah selesai, agenda workshop Cipta Lagu Anak Edukatif, berlanjut kepada sesi pelatihan yang langsung bermentorkan oleh pencipta lagu anak ternama. Yaitu, Sigit Baskara. Bersama “sang reformer” lagu anak-anak tersebut, para peserta diberi ilmu seputar “Lagu sebagai Patri Ajar/Bahan Ajar”.
“Jadikan lagu, sebagai cara untuk menanamkan ilmu,” tutur Sigit Baskara. Ia juga menggalakkan agar para guru mengamalkan 4 (empat) hal penting dalam mencipta lagu anak. Diantaranya yaitu :
- Lagu harus membangun rasa cinta kepada tanah air
- Harus membawa nilai-nilai keislaman
- Harus membangun budi pekerti
- Harus mencerdaskan
Workshop tidak hanya sekedar belajar mencipta dan menganalisis lagu anak saja, tetapi turut disertai dengan belajar seputar nada-nada pentatonik, notasi musik dan sebagainya. Bersama dengan Sumaryono, S.Pd, belajar mencari nada menggunakan alat musik keyboard. Dengan itu, peserta menjadi semangat untuk mencipta dan mencoba merangkai nada lagu. Sehingga terasa lebih mudah. “Pulang dari seminar, harus bawa karya dan ajarkan lagunya langsung pada murid-murid di sekolah,” ujar Sumaryono.