Berita

Baru Dilantik, IMM Tamaddun Gelar Sarasehan Peradaban

Baru Dilantik, IMM Tamaddun Gelar Sarasehan Peradaban

Sinarmu.co – Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Komisariat Tamaddun Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), menyelenggarakan Pelantikan Pengurus baru PK IMM Tamaddun FAI (2022-2023) Ahad, (27/3/2022).

Bertempat di Aula Biro Administrasi Umum Universitas Muhammadiyah Malang, prosesi pelantikan dan pengambilan ikrar dipimpin langsung oleh Kokoh Dwi Putera, S.Psi. Ketua Umum Pimpinan Cabang IMM Malang Raya.

  1. Ali Muthohirin, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (2016-2018).
  2. Dr. Abdul Haris, M.A., Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Malang
  3. Wakil Dekan I Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang Pradana Boy ZTF, S.Ag., M.A., Ph.D.
  4. Ketua Panti Asuhan Putri ‘Aisyiyah Lowokwaru
  5. Koordinator Komisariat IMM UMM
  6. PC IMM Malang Raya
  7. PK IMM se-Malang Raya
  8. Demisioner dan kader IMM Tamaddun FAI UMM, turut serta menghadiri prosesi pelantikan penuh khidmat tersebut.

Dalam acara tersebut diselenggarakan pula Sarasehan Peradaban. Sesi Pelantikan dan Sarasehan Peradaban kali ini mengusung tema “Meneguhkan Autentitas Kader IMM Sesuai Dengan Khittah Muhammadiyah Guna Membangun Peradaban yang Berkemajuan.”

Tema tersebut diambil dengan harapan agar kepemipinan saat ini, kader IMM Tamaddun FAI UMM mampu memahami ideologi Muhammadiyah dengan baik.

Hal tersebut disandarkan, ideologi berisikan strategi perjuangan Muhammadiyah.

Amanat Kepada PK IMM Tamaddun FAI UMM

Ketua Umum baru PK IMM Tamaddun periode 2022-2023, Ahmad Haidar Mumtazan berpesan agar seluruh kader IMM berjuang dengan raga dan berbakti dengan jiwa.

“Berjuanglah dengan raga (dan) berbaktilah dengan jiwa, karena merah adalah sumpah dan maroon adalah cinta. Maka katakanlah sumpah dan cinta (itu) dengan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah,” pungkasnya.

Senada dengan itu, Ketua Umum PK IMM Tamaddun periode sebelumnya (2021-2022) Taufik Hidayat mengatakan, ketika kader sudah disumpah, maka harus mengobarkan diri untuk ikatan dengan sepenuh hati.

Menambahkan hal itu, Ketua Umum IMM Malang Raya berpesan, “Kader IMM harus bisa mengatasi dan menyikapi terjadinya krisis kader dan fenomena di masyarakat,” ucap Kokoh Dwi Putera.

“Sebagai organisasi yang akan menjadi besar, maka tugas pokok dari IMM adalah untuk mengatasi dan menyikapi dengan bijak dimana terjadinya krisis pada kader, maupun masyarakat dalam hal ketuhanan, kecendiakawanan, dan krisis kemanusiaan,” tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kokoh juga berkesempatan meresmikan Lembaga Otonom IMM Tamaddun yaitu Madrasah Al-Falasifah.

Sarasehan Peradaban

Tiga pembicara hebat turut meramaikan Sarasehan Peradaban. Seperti, yakni Ali Muthohrin selaku Ketua DPP IMM (2016-2018), Pradana Boy ZTF, S.Ag., M.A., Ph.D (Wakil Dekan I FAI UMM), dan Dr. Abdul Haris, M.A., Ketua PDM Kota Malang.

Ali Muthohirin berkata, “Autentitas kader IMM itu harus bersandarkan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Lalu landasan kader IMM yang terbaik bukanlah struktur akan tetapi kadar intelektual kader dan penguatan intelektual itu tidak bisa lepas dari penguatan aspek teologis dan teoritis.”

Bersama pembicara Sarasehan Peradaban

Sementara itu, Pradana Boy berpendapat bahwa adanya krisis kaderisasi itu dikarenakan kita mengukur kader sesuai dengan alam pikir kita. Seharusnya berfikirlah sesuai alam pikir mereka, karena bisa jadi kita yang tertinggal dengan mereka.

“Ke-intelektualitas-an itu penting, namun harus punya kaki,” ucapnya.

Dr. Abdul Haris, M.A., menyatakan bahwa IMM itu bagian dari Mumammadiyah. Karena itu identitasnya pun harus berdasar pada identitas Muhammadiyah.

Yakni Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, gerakan dakwah dan gerakan tajdid. Apa pun yang dilakukan oleh Muhammadiyah itu merupakan bentuk perjuangan untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Selain itu, Muhammadiyah juga harus mempunyai ide-ide yang baru sebagai solusi terhadap soal kehidupan.

“Semakin banyak yang kita perhatikan, semakin banyak yang memperhatikan kita. Muhammadiyah adalah tempat perjuangan,” ucapnya.

Di penghujung acara Sarasehan Peradaban, Aulia Annis (moderator), memberikan clossing statement yang apik dan menarik.

“Jangan hanya logo yang dibanggakan, tapi aksi perlu ditunjukkan, karena kita adalah harapan, untuk mewujudkan masyarakat yang berkemajuan,” tutupnya ringkas. (nar/mra)

Akar10

About Author

sinarmu

Sinarmu.co | Mencerahkan semesta

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *