Sinarmu.co – Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah mengadakan audiensi dengan Hari Santoso, Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PDM Kabupaten Pasuruan, Kamis (10/2/2022).
Audiensi tersebut menurut Nafis Zamani Alfiansyah, Wakil Ketua Bidang Pendidikan dan Kaderisasi PDPM, guna membahas persoalan perkaderan di Perguruan Muhammadiyah.
Menurutnya, selama ini para pegawai persyarikatan di Kabupaten Pasuruan masih tergolong minim berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan Persyarikatan.
“Sebagai contoh, guru dan karyawan ketika mendapat undangan untuk mengikuti pengajian Muhammadiyah masih banyak yang abai,” keluh Nafis.
Padahal menurutnya, berdasarkan Ketentuan Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah tahun 2017, seluruh pegawai persyarikatan (guru, pengawas dan tenaga pendidikan) wajib berpartisipasi aktif di Persyarikatan Muhammadiyah.
“Jika abai terhadap hal tersebut, maka itu termasuk pelanggaran sedang, yang sanksinya adalah surat peringatan 2 (dua)” tegas pemuda alumnus Universitas Airlangga itu.
Senada dengan itu, Shalahudin Al Ayyubi, Wakil Sekretaris Bidang Hikmah menyampaikan pentingnya ada pemahaman bersama. Seluruh calon pegawai persyarikatan perlu memahami bahwa menjadi pegawai harus pula berpartisipasi aktif di Persyarikatan Muhammadiyah.
Ia menjelaskan, guru atau karyawan yang masih di bawah 40 tahun, harus turut aktif di kegiatan-kegiatan Pemuda Muhammadiyah. Bagi yang perempuan aktif di Nasyiatul Aisyiyah, atau ortom lain.
“Selebihnya, aktif di Muhammadiyah, Aisyiyah, Hizbul Wathan atau Tapak Suci,” terang Ayyubi.
Menanggapi hal itu, Hari Santoso menyambut baik gagasan Pemuda Muhammadiyah. Baginya, hal itu adalah kondisi ideal yang PDM ingin ciptakan di perguruan-perguruan Muhammadiyah.
Apalagi, katanya, sudah ada Ketentuan dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang menjelaskan tentang itu semua. Mulai dari kode etik pegawai, hak dan kewajiban, hingga sanksi jika melanggar.
Hari menyampaikan bahwa pihaknya telah merencanakan pembuatan pakta integritas. Dokumen tersebut rencananya akan ia sodorkan kepada calon Kepala Sekolah dan guru di perguruan Muhammadiyah. Sehingga, selain mereka akan bekerja dengan maksimal, mereka juga memahami dan berkomitmen penuh untuk aktif di persyarikatan. Efha
