Sinarmu.co – Sarasehan Perkaderan Pimpinan Cabang Luar Negeri Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Malaysia berlangsung secara virtual. Giat tersebut sukses terlaksana pada hari Sabtu, (12/2/2022).
Didalangi oleh Abdul Musawir Yahya, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) IMM periode 2021-2023, sarasehan dihadiri oleh seluruh kader PCLN IMM Malaysia. Mulai dari mahasiswa dan dosen yang berada di Malaysia, maupun demisioner yang kini berada di Indonesia.
Pimpinan Cabang Luar Negeri IMM Malaysia
Ahmad Zaki Annafiri, Ketua Umum PCLN IMM Malaysia dalam sambutannya menceritakan awal mula perjalanan IMM Malaysia berdiri.
“Berawal dari rakan DPP yang datang ke Malaysia pada tahun 2013, bertemu dengan para aktivis Muhammadiyah yang kuliah di Malaysia,” ujar Zaki.
Proses berlanjut hingga sesi pelantikan pada 1 Mei 2018, dengan nama Pimpinan Cabang Istimewa IMM Malaysia, hingga bertukar menjadi PCLN IMM Malaysia pada tahun 2022 ini. Perubahan nama telah diatur dalam Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART), tahun 2019.
Baca Juga: Kader Day, Fun Camp IMM Pasuruan Raya
Pihaknya menyatakan, bahwa anggota struktural PCLN IMM Malaysia berasal dari mahasiswa di berbagai kampus di Malaysia. Ia juga sekaligus melaporkan kegiatan apa saja yang telah berlangsung di IMM Malaysia. Sejak tahun 2018 hingga Musyawarah Cabang (Musycab) 2022 ini.
“Ada pesantren kilat tiap Ramadhan, bernama Media Santri Ramadhan (Mesra) untuk anak-anak Indonesia di Malaysia. Darul Arqam Dasar (DAD) perdana tahun 2019. Khitanan massal, bekerjasama dengan Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama, dan banyak lagi yang lainnya,” sebut Zaki.
Pada akhir sambutan, ia mengatakan agar IMM Malaysia ke depan, dengan nahkoda barunya mampu istiqomah untuk bertahan lama. Serta, bisa lebih bersinergi dengan cabang IMM luar negeri lainnya.
“Apalagi sudah ada Universiti Muhmamadiyah Antarabangsa Malaysia (UMAM), kemungkinan besar akan ada IMM Komisariat disana. Insyaallah perkaderan IMM di Malaysia akan semakin masif,” tutup mahasiswa International Islamic Univeristy of Malaysia itu.
Abdul Musawwir: Kembali ke Bumi Pertiwi, Jangan Minder
Abdul Musawwir Yahya turut menyambut baik laporan dan juga kisah awal mula pembentukan PCLN IMM Malaysia. Kemudian, ia juga mengungkapkan keresahan yang mahasiswa Indonesia di Malaysia rasakan.
“Kita khawatir kader Muhammadiyah yang pintar-pintea, yang cakrawalanya luas, ketika dia kuliah di luar negeri, dan dia kembali ke tanah air, dia minder. Karena tidak memiliki wadah, akibat relasi di strukturalnya terputus,” ucap Abdul.
“Ketika kembali, dia bingung, karena dia belum berproses di ortom. Akhirnya dia membentuk kelompok sendiri,” imbuhnya. Ia juga menjelaskan, bahwa fakta di lapangan menyatakan, semakin kuat organisasi otonomnya, justru akan mengkerdilkan Muhammadiyah.
“Membuat Muhammadiyah eksklusif besok. Karena orang-orang alumni luar negeri, kajiannya, ilmu pengetahunanya, tidak bisa masuk di Muhammadiyah. Karena sudah tertutup dengan kekuatan dan solidaritas ortom,” tutur alumni IMM Malang itu.
Wakil Bupati Pasuruan Ajak Warga Zakat, Infaq dan Shadaqah Melalui Lazismu
“Aktif di struktural, akademiknya bagus, itu bagus. Tapi yang sering kita jumpai ialah, terlalu fokus di organisasi, tapi lupa mengurus diri. Nah orang-orang ini yang malah jadi struktural,” jelasnya.
Tak habis meluahkan, Abdul menyampaikan harapan ke depan. Ia bersama tim DPP IMM akan menjaring mereka (kader) yang kuliah di luar negeri untuk kembali.
“Yang kuliah di luar negeri secara intelektual dan kapasitas itu bagus. Tapi ketika pulang ke Indonesia jadi minder. Akhirnya dia mencari ruang baru, menghimpun orang-orang di sekitarnya karena dia tidak sesuai dengan kultural yang ada,” curahnya.
“Maka, kami akan siapkan wadah itu untuk mereka, kader yang kuliah di luar negeri,” imbuh Abdul.
Sarasehan Perkaderan
Dalam seminar ringkas yang berjalan kurang lebih 1 jam 30 menit itu, Abdul mengungkap data, tak sedikit anak tokoh Muhammadiyah yang tidak mengerti Muhammadiyah. Tidak berkiprah di Muhammadiyah, karena tidak memiliki pengetahuan seputar Muhammadiyah.
Tak cukup hanya di situ, Abdul juga berbicara tentang ideologi Muhammadiyah. Ia menjelaskan bahwa ideologi itu sejatinya adalah atas apa yang dipahami dan itu yang dikerjakan. Immawan asal Sulawesi itu juga menuturkan bahwa IMM itu tidak mengajarkan fanatisme.
Sarasehan Perkaderan yang mengangkat tema Penguatan Kaderisasi dan Keorganisasian IMM Malaysia. Dimulai pada pukul 20:45 waktu Malaysia (MYT) atau 19:45 waktu Indonesia Barat (WIB). Seminar dalam jaringan tersebut merupakan salah satu bagian dari pra acara menu Musycab pertama PCLN IMM Malaysia periode 2018.
Pada sesi penutup, Immawan Abdul Musawwir Yahya mengungkap harapan agar internasionalisasi gerakan, ada di manapun. Bahkan, tiap negara harapannya memiliki PCLN IMM sendiri.
“Berikan cahaya dimanapun, beri cahaya kebaikan untuk masyarakat di sana (Malaysia). Dimana IMM berada, akan menjadi cahaya di sekelilingnya,” tutup Abdul. Akar10