
Safari Dakwah, PCIM Arab Saudi Kunjungi Pesantren Digital Muhammadiyah At-tanwir Kabupaten Pasuruan – Laporan Fajar Setyadinawan kontributor sinarmu.co
Sinarmu.co – Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Arab Saudi di bulan Juli dan Agustus tahun ini mengadakan Program Safari Madrasah ke lembaga-lembaga Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Salah satu tujuan kunjungannya kali ini adalah Pesantren Digital Muhammadiyah At-Tanwir Kabupaten Pasuruan, (30/7).
Sebanyak 62 Peserta yang terdiri dari Santri Digital 48 Santri, Mahasiswa Manarul Islam 3 orang, Mahasiswa STIT Muhammadiyah Bangil 2 orang, santri Darul Ukhuwah 1 orang, dan 8 orang utusan dari PDM Kabupaten Pasuruan mengikuti acara Safari Madinah ini dengan seksama di Masjid At-tanwir Muhammadiyah.
Dzulfikar Dzuhriadin mewakili PCIM Arab Saudi sekaligus mahasiswa S3 Universitas Islam Madinah menyampaikan kuota per tahun untuk mahasiswa asal Indonesia ditambah. “Yang sebelumnya tiga ratus lima puluh, mulai tahun ini menjadi enam ratus mahasiswa, namun pendaftar setiap tahun mencapai lebih dari dua ribuan peserta,” kata Dzulfikar.
Oleh sebab itu, para santri dan semua peserta yang berminat melanjutkan studi ke Madinah harus mempersiapkan sebaik mungkin mulai dari hafalan Al-Qur’an, bahasa Arab, pengetahuan diniyah, serta berkas-berkas yang dibutuhkan dipersiapkan dengan sebaik mungkin.
Baca juga: Wisuda Tahfidh 12 Santri Pesantren Digital Dikemas Dalam Agenda Berbagi
Sementara itu, Vidi Lc, alumni Universitas Islam Madinah juga berpesan agar para santri memperbanyak doa dan ikhtiar. Menurutnya doa adalah senjata terkuat orang mukmin, selagi menunggu pengumuman calon mahasiswa harus punya aktivitas yang bermanfaat lainnya. Bisa kuliah, belajar bahasa Arab, ataupun bekerja. “Karena proses menunggu penerimaan masing-masing mahasiswa berbeda, ada yang satu tahun bahkan ada pula yang sampai empat tahun,” ungkap Vidi.
Dalam pertemuan tersebut cukup banyak yang antusias dan bertanya. Diantaranya Althaf Zakariyya, Ihsan, Albab, Radit, Ustadzah Tari dan Ustadz Dzaki. Mereka bertanya tentang persyaratan berapa juz hafalan Al-Qur’an dan kiat-kiat apa saja agar dapat diterima di Universitas Islam Madinah.
Menjawab hal tersebut Dzulfikar mengakatan bahwa semua harus membuktikan dan memantaskan diri. “Kita harus membuktikan dan memantaskan diri bahwa kita adalah insan yang berhak untuk menerima beasiswa tersebut, mulai hafalan kita, kemampuan bahasa dan wawasan kita pula,” jelasnya.
Tak lupa, ia menambahkan, setelah itu jangan minder ataupun menyerah tetap semangat dan daftar saja, jika Allah berkehendak maka tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, dan semoga kita semua bisa istiqamah dalam berdakwah di jalan Allah SWT, pungkasnya.
Penulis: Fajar Setyadinawan
Editor: Achmad Fuad Hasyim