
Program Umaya KKN 60 UMSIDA Berkomitmen Berdayakan dan Majukan UMKM di Kecamatan Tutur – laporan kontributor sinarmu.co
Sinarmu.co – Kuliah Kerja Nyata Pencerah Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) meluncurkan program “UMAYA” (UMKM Mandiri dan Berdaya). Program tersebut dirancang KKN kelompok 60 yang bertempat di Desa Kalipucang, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan.
Fawwaz Hanif ketua kelompok mengatakan, program ini memiliki tujuan untuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di wilayah tersebut agar lebih mandiri dan berdaya. Ia menjelaskan bahwa program ini adalah pendampingan UMKM yang dirancang agar para pelaku UMKM mampu mengelola usahanya secara mandiri tanpa terlalu banyak bergantung pada faktor eksternal, seperti subsidi pelatihan dari pemerintah.
“Kami berharap UMKM mampu bersaing di pasar dengan produk yang berkualitas, baik dari segi legalitas maupun branding produk yang jelas,” tutur Hanif sapaannya.
Pelaku UMKM yang berada di Desa Kalipucang terbilang cukup banyak karena adanya program Agrofest yang diselenggarakan oleh Komunitas Averroes bekerjasama dengan Pemerintahan Desa Kalipucang pada tahun 2018. Dari program tersebut banyak muncul UMKM baru dengan berbagai macam varian usaha, seperti olahan susu, kopi dan pisang.
Hanif menambahkan, seiring berjalannya waktu dan juga dampak adanya pandemi covid-19 banyak dari pelaku UMKM mengalami kemerosotan omzet sehingga banyak yang gulung tikar. Seperti yang terjadi pada Wiwin, pemilik UMKM sale pisang, getuk pisang, minuman sari pisang dan tumpeng (Pancasona).
“Usaha saya mengalami penurunan penjualan karena adanya wabah covid-19 sehingga adanya pembatasan wisatawan yang berkunjung di Desa Kalipucang, sementara produk saya hanya dijual melalui tetangga ke tetangga dan menghubungi lewat whatsapp saja,” ungkap Wiwin.
Di Awal tahun 2024 para pelaku UMKM di Desa Kalipucang memulai bangkit untuk memulai kembali usahanya. Meskipun usaha bangkit mereka masih banyak hal yang kurang, terutama di pemasaran dan branding. Dalam hal pemasaran, dari keseluruhan UMKM masih menggunakan media pemasaran konvensional, seperti hanya melalui banner, dari tetangga ke tetangga, dan juga hanya sebatas promosi lewat whatsapp.
Kelompok 60 KKN Umsida melihat bahwa branding produk dari keseluruhan UMKM masih ada beberapa yang kurang maksimal. Contohnya, usaha Pancasona, desain packaging produk masih tidak eye-catching. Elemen-elemen desain seperti warna, grafis dan juga pesan produk kurang kuat untuk menarik perhatian pembeli.
Program Umaya Maksimalkan Pemasaran Produk UMKM

Berangkat dari permasalahan tersebut, program UMAYA hadir dengan berfokus kepada pemasaran dan branding. Usaha yang dilakukan untuk memaksimalkan pemasaran, ialah Pelatihan pengelolaan sosial media dan e-commerce, sehingga produk mampu menjangkau masyarakat luas.
Dalam hal penguatan branding, usaha yang dilakukan adalah pembuatan profil company dan product knowledge. Sehingga informasi terkait detail produk menjadi jelas, hal ini juga berdampak terhadap kepercayaan pembeli kepada produk yang ditawarkan.
Namun demikian, menurut para mahasiswa Umsida itu, keterlibatan aktif masyarakat Desa Kalipucang menjadi kunci keberhasilan program tersebut. Dengan partisipasi dan kerjasama yang baik antara tim KKN dan pelaku UMKM setempat, diharapkan program “UMAYA” dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi perkembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Desa Kalipucang.
Dengan peluncuran program “UMAYA”, Kelompok 60 KKN Pencerah UMSIDA Desa Kalipucang menegaskan komitmen turut serta dalam upaya memajukan sektor UMKM dan meningkatkan potensi ekonomi lokal. Program ini diharapkan tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek bagi pelaku UMKM, tetapi juga memberikan dampak yang berkelanjutan bagi pembangunan ekonomi dan sosial masyarakat.
