Zainuddin Maliki: Menuju Pemuda Muhammadiyah Unggul Berkemajuan. Liputan kontributor sinarmu.co.
Sinarmu.co – Zainuddin Maliki, berkesempatan memberikan Stadium General dalam rangkaian acara Rapimwil 1 Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur, Minggu (30/5/2021). Mantan rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya itu menyampaikan tema “Penguatan Budaya Organisasi, Menuju Pemuda Muhammadiyah Unggul dan Berkemajuan.”
Zainuddin mengawali dengan memaparkan hasil penelitian Max Webber yang tertuang dalam bukunya “The Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism.” Webber mengungkap, mengapa kristen protestan lebih unggul dari pada kristen katolik?.
Singkatnya, kristen protestan di dalam kehidupannya, memiliki etika kerja keras, tak mudah menyerah, tak mengenal lelah dan meyakini bahwa bekerja adalah beribadah. Hal itu yang membuat mereka memiliki kualitas hidup lebih unggul dibanding katolik.
“Dalam khazanah Islam, kita mengenal ‘man jadda wajada.’ Barangsiapa yang bersungguh-sungguh pasti akan ada hasil, wujud. Kita tidak bisa hanya bersantai kemudian hidup kita menjadi berubah dan berhasil,” papar Zainuddin.
Lebih baru, Fukuyama melakukan penelitian terhadap negara-negara maju. Mengapa mereka menjadi negara yang lebih maju dibandingkan dengan negara-negara yang lainnya?
“Hasil penelitian yang tertulis dalam buku ‘Social Capital‘ itu menyebutkan, bahwa negara maju, dibanding memiliki modal finansial, memiliki social capital (modal sosial) adalah yang lebih utama. Jika lebih didetailkan lagi, modal sosial itu adalah trust capital (modal kepercayaan)” jelas Anggota DPR RI itu.
Norwegia adalah negara yang damai. Hal itu dikarenakan sudah terciptanya kekuatan kepercayaan publik. “Polisi disana dipercaya oleh masyarakat untuk mengamankan. Guru-gurunya terpercaya, hakimnya juga demikian dipercaya,” terang Zainuddin memberikan contoh.
Hal itu berbeda dengan kondisi di Indonesia, dimana kepercayaan masyarakat terhadap pengelola negara, keamanan dan keadilan masih rendah. Sebagai contoh, soal ujian nasional yang sampai-sampai harus dijaga ketat oleh kepolisian, agar kerahasiaan isinya tidak sampai bocor. Itu menunjukkan bahwa public trust masih rendah.
Ia kemudian memberikan gambaran suri tauladan manusia yang terpercaya, dengan gelarnya “Al-Amin” yaitu Rasulullah Muhammad Saw. Pemuda Muhammadiyah harus bisa melahirkan generasi-generasi yang terpercaya dengan bercermin pada Nabi Muhammad Saw. “Itulah modal terpenting saat ini untuk mewujudkan Pemuda Muhammadiyah yang unggul dan berkemajuan,” tutup Zainuddin.
Penulis : Efha