
Cabang dan Ranting Jadi Ujung Tombak, Jangan Sampai Tumpul, begitulah pesan yang disampaikan Dr Sulthon Amien MM dalam paparan materi Ideologi Politik dan Organisasi Muhammadiyah Kabupaten Pasuruan
Sinarmu.co – Capacity Building Ideopolitor Muhammadiyah Kabupaten Pasuruan menghadirkan Wakil Ketua PWM Jawa Timur, Dr Sulthon Amien MM. Dalam sesi pertama, Sabtu (3/2), ia menyampaikan pentingnya peran cabang dan ranting Muhammadiyah.
“Muhammadiyah itu (ruhnya) ada di cabang dan ranting,” ungkap Sulthon Amien mengutip Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir. Cabang dan ranting adalah ujung tombak, mereka lah yang berhadapan langsung dengan masyarakat.
Yang namanya ujung tombak, ia melanjutkan, tentu harus runcing. Jika tumpul, maka tidak akan bisa berguna dengan maksimal. Disinilah pentingnya transformasi nilai dakwah berkemajuan hingga sampai di cabang dan ranting.
Sementara itu, ia memaparkan data jumlah cabang di Indonesia, tercatat ada 3.221 cabang atau 60% dari jumlah seluruh Kecamatan yang ada. Lebih parah lagi, ranting Muhammadiyah tercatat ada 8.107 ranting atau hanya 12% dari seluruh desa dan kelurahan di Indonesia.
Melihat data itu, sebagai pimpinan persyarikatan tentu tidak boleh tinggal diam. Menurutnya, pimpinan Muhammadiyah di seluruh Indonesia harus bekerja lebih keras lagi untuk menyampaikan dakwah Islam.
“Ada tiga hal yang harus dibangun di cabang dan ranting. Pertama, pimpinan harus melihat peluang. Sudahkah kita melihat peluang yang ada di sekitar kita?” tanya Sulthon di hadapan para peserta sore itu.
Sejauh mana pimpinan melakukan research tentang mahasiswa Universitas Muhammadiyah di sekitarnya? Apakah kita memiliki data siswa siswi perguruan Muhammadiyah? Apakah kita memiliki data jamaah masjid-masjid kita?
Padahal, ia mengatakan, di masa lalu KH Ahmad Dahlan berdakwah dengan cara datang dari rumah ke rumah mengajak masyarakat untuk berislam berMuhammadiyah. Melakukan pendataan dan mengajak masyarakat secara langsung.
Jika sudah melihat peluang, maka tinggal bagaimana para pimpinan berinovasi, membuat langkah-langkah baru dalam berdakwah yang menggembirakan. Selanjutnya, yang tak kalah penting adalah terus meningkatkan kompetensi para pimpinan, takmir, para pimpinan amal usaha dan kader-kader mudanya.
Masjid yang ada di cabang dan ranting juga tidak kalah penting. Ia menegaskan, bahwa Muhammadiyah harus mempersiapkan pelayanan terbaik di masjid-masjidnya. Mulai dari dalam, suasana yang nyaman, memiliki muadzin dan imam yang suaranya merdu dengan bacaan yang baik dan rutin melaksanakan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Dari sisi luar, masjid sedapatnya memiliki aula untuk kegiatan masyarakat umum, taman yang indah, kolam ikan dan sebagainya. Semua itu dalam rangka menunjukkan dakwah Muhammadiyah yang menggembirakan, inklusif dan berkemajuan.