Batik Hadiah SMP Muhammadiyah 3 Pandaan untuk Muhammadiyah. Liputan kontributor sinarmu.co.
Sinarmu.co – Milad Muhammadiyah ke-109 tahun, disambut secara berbeda oleh Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammadiyah 3 Pandaan. Pasalnya, siswa/i SMP MUGA yang terdiri dari kelas 7 dan 8 tersebut menjadikan budaya sebagai hadiah milad Muhammadiyah kali ini.
“Berkarya untuk Muhammadiyah dengan Membatik”, tema diangkat secara khas sebagai cara mereka (siswa/i dan guru) dalam memperingati milad Muhammadiyah, Senin, 18/11/2021.
“Hari ini ialah momentum Muhammadiyah bangkit, maka anak-anak juga harus bangkit. Bangkit dalam artian, berani berkarya untuk bangsa dan meningkatkan kemampuan anak-anak dalam karya seni. Selain itu, tentunya hal ini bertujuan untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya bangsa, dan yang kami pilih adalah batik,” ujar Nur Insani S.Ag, Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 3 Pandaan.
Pelatihan membatik, dimentori oleh Nurita Iza Rosdiany. Sang pemilik butik terbesar di Kabupaten Pasuruan dengan brand “NURITA BATIK”. Beliau juga mengajak tim fasilitator miliknya, dari “Sanggar Ibu Rita” (sanggar milik Ibu Nurita Iza Rosdiany), untuk mendampingi para siswa/i pelatihan.
“Kegiatan ini merupakan kesibukan anak-anak yang baik, yaitu dengan menghasilkan karya. Daripada sibuk main handphone dan nge-game, lebih elok kalau anak-anak sibuk dengan mengenal dunia batik, bagaimana cara membuatnya, mengecat dan sebagainya,” ungkap Nurita Iza Rosdiany, mentor pelatihan membatik.
“Harapan ke depan ialah, mereka (siswa/i) bisa membuat batik sendiri,” imbuhnya.
Dalam proses “Membatik”, para siswa/i mengawali dengan menggambar pola. Ada yang bermotif bunga, dedaunan, hingga simbol Majelis Dikdasmen Muhammadiyah (dua kursi yang mengapit lambang Muhammadiyah) yang dilukis oleh para dewan guru.
Setelah menggambar pola, motif dilapisi dengan “malam” (plastisin khas untuk membatik) yang sudah dipanaskan. Menggunakan canting sebagai alat untuk melapisi kainnya, secara perlahan digoreskan mengikuti polanya.
“Kalau sudah dilapisi (malam), nanti akan masuk ke proses mencolet. Yaitu mewarnai motif bagian dalam dengan menyentuhkan kuas (terbuat dari busa/puff) pada cat dan dicoletkan pada pola sesuai dengan yang diinginkan,” tutur pemilik Butik ternama yang akrab disapa, Ibu Rita.
Jika proses mencolet selesai, sesi membatik dilanjutkan dengan pewarnaan dasar di bagian luar dari corak. Disusul dengan proses mengikat warna menggunakan waterglass yang bertekstur licin dan lengket pada kain bewarna.
Tidak luput pula proses penjemuran yang berakhir dengan kakunya kain. “Nanti setelah dijemur, akan melakukan pembersihan waterglass dan melemaskan kain, kemudian dimasukkan kedalam air mendidih untuk membersihkan kain dari malam tadi, dan itu proses yang terakhir,” tambah Ibu Rita.
Para siswa/i mengikuti sesi pelatihan membatik dengan penuh suka cita. Bahkan, untuk anak lelaki, juga mampu memberikan corak yang menarik pada batik ala mereka.
“Seneng bisa membatik. Soalnya saya suka sama coraknya, estetik. Tapi buatnya agak susah-susah gampang, pas nyanting juga suka netes-netes,” ungkap Ara siswi 7A (peserta pelatihan batik).
Tak hanya itu, para siswa/i juga mengaku bahwa mereka menikmati proses pembuatan batik. “Saya jadi suka membatik, dan pengen bisa buat lebih banyak lagi,” ujar Fira siswi SMP MUGA.
Pelatihan Membatik ala SMP Muhammadiyah 3 Pandaan pada Milad Muhammadiyah ke-109, sukses menghasilkan belasan corak batik yang dilukis melalui tangan dingin para siswa/i SMP MUGA MESRA Pandaan.
“Harapan kedepan untuk anak-anak, mereka bisa memiliki jiwa entrepreneurship dan berdaya saing dengan menggeluti dunia Batik. 10 saja dari mereka yang serius menekuni bidang ini (membatik), itu sudah luar biasa bagusnya,” tutur Ibu Nur Insani, S.Ag, Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 3 Pandaan.
“Kegiatan membatik ini ialah aktivitas berkelanjutan dan renacananya akan dijadikan ekstrakulikuler khas milik SMP Muhammadiyah 3 Pandaan,” tutupnya (Nur Insani) ringkas.
sinarmu.co
akar10